MELIHAT KEDIAMAN PIMPINAN TERORIS PENYERANGAN MAPOLDA RIAU

Ada Gubuk Tempat Pengajian dan Latihan Bela Diri

Nasional | Jumat, 18 Mei 2018 - 12:58 WIB

Ada Gubuk Tempat Pengajian dan Latihan Bela Diri
GUBUK: Lokasi gubuk Mursalim Ical, terduga pimpinan penyerang Mapolda Riau di Jalan Santri A Sakinah, Kelurahan Mundam, Kecamatan Medang Kampai, Dumai. Foto diambil Kamis (17/5/2018). HASANAL BOLKIAH/RIAU POS

Empat pelaku teror Mapolda Riau yang tewas Rabu (16/5) lalu adalah warga Dumai. Termasuk Mursalim Ical alias Pak Ngah disebut-sebut sebagai sang pemimpin aksi itu. Sosok yang tak begitu dikenal warga sekitar.

------------------------------------------------------------------------

(RIAUPOS.CO) - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri bersama Polres Dumai kembali mendatangi kediaman terduga pelaku teror Mursalim Ical alias Pak Ngah, Kamis (17/5) siang. Tepatnya di Jalan Santri A Sakinah, Kelurahan Mundam, Kecamatan Medang Kampai. Petugas juga membawa seorang pria berinisial NH yang terindikasi pernah ikut ke dalam kelompok jaringan pengajian.

Baca Juga :Kades Janji Bangunkan Rumah untuk Syahrudin di Bengkalis

NH menggunakan penutup wajah saat dibawa ke kediaman Pak Ngah. Rumah yang terbuat dari kayu itu tidak terlalu besar. Lebih kurang berukuran 5 x 7 meter.

Tepat bersebelahan dengan pondok itu terdapat sebuah gubuk. Menurut mengakuan NH, gubuk itu dijadikan tempat pengajian khusus mereka yang terduga ikut ke dalam jaringan. Ia mengatakan ada  tujuh orang yang tergabung dalam pengajian, namun sudah  setahun belakangan sejak mendapat pekerjaan di luar kota dia tidak pernah kembali ke sana.  “Sejak saya mendapatkan pekerjaan di Pekanbaru saya tidak pernah lagi bergabung dengan mereka,” kata NH ketika ditanya tim.

NH menjelaskan sepengetahuannya waktu ikut pengajian gubuk itu dijadikan tempat istimewa mereka menjalani keyakinan. “Gubuk ini dijadikan tempat Salat Jumat dan pengajian. Imamnya kadang Pak Ngah, kadang Suwardi,” ungkapnya.

Ia juga memastikan Pak Ngah orang yang memimpin kelompok pengajian itu. NH kembali menjawab pertanyaan petugas, terakhir dia bertemu Pak Ngah dan Suwardi pada Idul Fitri 2017.

“Sejak itu saya tidak pernah lagi jumpa mereka,” kata NH.

Ketua RT 05 Kelurahan Mundam Saharuddin mengaku tidak  mengenal baik dengan Pak Ngah. Sebab dia tidak pernah bergaul bersama masyarakat sekitar.

“Tiga  bulan tinggal di sini, dia tidak melapor. Makanya pihak kelurahan, Babinkamtibmas dan Babinsa pernah mendatangi kediamannya,” ujar Saharuddin.

Ia mengatakan Pak Ngah tinggal di sini pada 2017 setelah membeli lahan seluas setengah jalur kepada warga. Dia tinggal bersama istri dan dua anaknya.

“Saat kami datang Pak Ngah mengaku membuka pengajian dengan jumlah anggota 7 orang. Bahkan belakangan diketahui mereka melaksanakan ibadah di salah satu gubuk. Mereka bukannya beribadah ke rumah ibadah yang ada di pemukiman warga,” jelas Saharuddin.

Dikatakan Saharuddin aktivitas pengajian mereka banyak dilakukan pada malam hari. Siangnya mereka melaksanakan aktivitas seperti masyarakat di sini seperti berkebun dan mendodos sawit.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook