JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Perum Bulog bakal mengoptimalkan serapan beras hasil panen petani meskipun telah menyanggupi penugasan impor dari pemerintah. Bulog yakin cadangan beras pemerintah (CBP) mencapai 1 juta ton pada akhir April nanti.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, realisasi pengadaan gabah setara beras dalam negeri 70.940 ton. Itu merupakan volume yang dicatat pada 14 Maret 2021. Volume itu terdiri atas CBP 37.806 ton dan komersial 33.134 ton.
Pria yang akrab disapa Buwas tersebut menambahkan, rata-rata serapan gabah setara beras pada pekan kedua Maret sekitar 3.500 ton per hari. Serapan itu naik lebih dari dua kali lipat ketimbang pekan sebelumnya yang sekitar 1.500 ton per hari. Karena itu, Bulog menargetkan serapan pada masa panen raya sebanyak 390.800 ton. ”Harapannya, stok CBP akhir April 2021 sudah berada di atas 1 juta ton,” tegasnya.
Buwas juga meminta pemerintah untuk mengevaluasi kebijakan CBP. Sebab, tahun-tahun sebelumnya selalu ada beras yang turun mutu. Tahun lalu volumenya mencapai 106.642 ton. CBP itu berasal dari impor beras 1,78 juta ton pada 2018.
Buwas menilai pengolahan CBP hanya aktif pada sisi hulu. Namun, cenderung kendur bila sudah berkaitan dengan hilir. ”Tanpa ada kebijakan penyaluran efektif, kebijakan CBP perlu dipertimbangkan kembali sehingga tidak membebani kinerja Bulog secara finansial dan operasional,” terangnya.
Menurut Buwas, pemerintah perlu menetapkan kebijakan pelepasan stok yang seimbang. Dengan demikian, kualitas beras tetap terjaga dan selalu ada ruang untuk menampung produksi petani di gudang Bulog. ”Dengan berhentinya program bansos rastra, Bulog mengalami kehilangan penyaluran beras sebanyak 2,6 juta ton setiap tahun sejak 2018,” urainya.
Mengenai rencana impor 1 juta ton beras, Buwas menegaskan bahwa penugasan tersebut tidak diputuskan lewat rapat koordinasi terbatas (rakortas) lintas kementerian. ”Saat rakortas tidak ada keputusan impor. Hanya kebijakan dari Pak Menko untuk impor,” ujarnya.(agf/c19/hep/jpg)