Pemerintah Pastikan Rasa Aman saat Nataru

Nasional | Sabtu, 17 Desember 2022 - 10:52 WIB

Pemerintah Pastikan Rasa Aman saat Nataru
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo saat mengikuti rapat lintas sektoral kementerian/lembaga di Mabes Polri, Jumat (16/12/2022). (JPG)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengikuti rapat lintas sektoral kementerian/lembaga di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (16/12). Rapat itu digelar dalam rangka kesiapan pengamanan dan penjagaan perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru).

“Siang hari ini kita semua membahas, mulai dari bagaimana mempersiapkan infrastruktur jalan agar mudik akhir tahun bisa berjalan baik, seperti pada waktu itu dilaksanakan sebelumnya di hari raya Idul Fitri. Mudah-mudahan kali ini bisa lebih baik,” kata Kapolri Sigit.


Dia menegaskan, kepolisian bersama dengan stakeholder terkait akan bekerja keras dalam menciptakan serta mewujudkan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat yang merayakan Natal dan Tahun Baru. Demi mewujudkan hal itu, pihak kepolisian akan menyiapkan pos pengamanan, pos pelayanan, dan pos terpadu dengan sinergi bersama seluruh pihak terkait.

“Kemudian juga untuk memastikan agar masyarakat betul-betul bisa merasa aman dan nyaman. Kami juga mendirikan pos pelayanan. Baik, pos pengamanan, pos pelayanan sampai dengan pos terpadu. Di dalamnya lengkap seluruh stakeholder terkait untuk bersama-sama bekerja di lapangan,” ujar Sigit.

Dengan adanya pos tersebut, diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya kemacetan yang terjadi saat momen Nataru. Termasuk, mencegah kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM). Dari pos itu juga, petugas dapat bergerak cepat membantu masyarakat apabila ada insiden-insiden yang terjadi di lapangan.

Selain pengamanan, Sigit menekankan seluruh lintas sektoral juga mempersiapkan infrastruktur untuk menunjang aktivitas masyarakat yang merayakan Natal maupun Tahun Baru. Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub), pada Natal dan Tahun Baru ini diprediksi sebanyak 44 juta orang akan bepergian. “Karena berdasarkan data dari Kemenhub akan ada peningkatan 44 juta masyarakat yang akan melaksanakan mobilitas. Itu juga perlu ada persiapan,” ucap Sigit.

Di sisi lain, untuk mewujudkan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat, Sigit menyebut telah mengerahkan 166 ribu personel gabungan dalam mengamankan Natal dan Tahun Baru. “Saya kira secara menyeluruh, 166 ribu orang yang nanti akan diturunkan untuk melaksanakan kegiatan pengamanan,” tutur Sigit.

Sigit juga menambahkan, demi memastikan keamanan Nataru, pihak kepolisian akan menggelar operasi lilin yang berjalan selama kurang lebih 11 hari. “Kita laksanakan gelar di tanggal 22 atau 23 (Desember) sampai 3 Januari,” tambah Sigit.

Dia menambahkan, dalam lintas sektoral tadi, kepolisian, kementerian dan lembaga sepakat untuk bersinergi dan bekerjasama dalam memberikan rasa aman dan nyaman bagi seluruh masyarakat.

“Tentunya kita semua akan berusaha semaksimal mungkin agar seluruh rangkaian kegiatan dan aktivitas masyarakat di akhir tahun semuanya bisa berjalan dengan baik,” tutup Sigit.

KNKT: Supir Bus Wisata Jangan Diforsir
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) ikut urun rembug terkait persiapan angkutan menghadapi libur natal dan tahun baru (nataru). Salah satu yang disorot adalah bus wisata, yang hampir pasti ramai pesanan selama libur nataru.

Moda transportasi tersebut kerap untuk dicarter demi pelesir wisata. Senior Investigator KNKT Achmad Wildan mengungkapkan, supir bus wisata berbeda dengan supir bus antar kota antar provinsi (AKAP). Ada sejumlah pengemudinya yang tidak begitu memahami dengan bus yang dibawa. Misalnya, terkait sistem rem.

"Beberapa kali terjadi kecelakaan itu karena pengemudinya tidak bisa membawa kendaraan dengan sistem rem yang berbeda," ujarnya, Jumat (16/12).

Selain itu, faktor kelelahan supir bus wisata juga harus diwaspadai. Karena berkejaran dengan jadwal, banyak dari mereka yang harus menyupir tiga hari tiga malam. Bahkan, kadang tanpa jeda istirahat. Seperti fakta kasus kecelakaan maut di tol Mojokerto pada 16 Mei lalu. "Kalau saya yang lebih khawatirkan adalah pengemudinya. Karena kalau kendaraannya itu sudah banyak yang memenuhi persyaratan teknis laik jalan," jelasnya.

Karena, untuk PO bus wisata, agar memiliki sistem manajemen keselamatan (SMK) untuk memastikan pengemudinya, lintasan, dan sebagainya. Ketika mendapat order, PO bus wisata harus memperhitungkan untuk pengemudinya paham lintasan yang akan didatangi. Termasuk paham teknologi pada bus yang akan dibawa.

"Juga kontrak kerjanya, kontrak wisatanya, jangan sampai perjalanan 3-4 hari muter-muter tidak ada istirahatnya yang cukup. Karena kalau seperti itu memang yang kasihan pengemudinya," bebernya.
Di sisi lain, perbankan menyiapkan kebutuhan uang tunai jelang nataru 2023. Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha menyatakan, pihaknya menyiapkan net kebutuhan tunai Rp 21 triliun. Dialokasikan untuk memenuhi keperluan transaksi tunai masyarakat selama periode 1 Desember 2022 hingga 2 Januari 2023.

’’Jumlah tersebut naik 12 persen dari tahun lalu," ujarnya.(gih/syn/lyn/han/bay)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook