(RIAUPOS.CO) - Kabar baik disampaikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas tentang kemungkinan adanya tambahan kuota haji khusus untuk lansia tahun depan. Pihaknya sudah berkomunikasi dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al Rabiah selepas pelaksanaan ibadah di Mina. Meski belum ada angka pasti, diperkirakan lebih banyak daripada jumlah tahun ini.
"Juga disampaikan pada waktu pertemuan itu, akan ada kuota khusus untuk usia lanjut. Definisinya seperti apa, saya juga belum tahu. Lebih baik kita tunggu saja," kata Yaqut.
Sementara itu, jemaah haji Indonesia mulai tiba di tanah air. Sabtu (16/7) dini hari, Menko PMK Muhadjir Effendy menyambut kedatangan dua kloter jemaah di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Dua kloter tersebut terdiri atas 410 jemaah embarkasi Asrama Haji Bekasi dan 303 jemaah embarkasi Asrama Haji Pondok Gede. ’’Ada total tujuh kloter dari empat embarkasi yang akan mengawali tahap pemulangan pertama ini,’’ kata Muhadjir.
Perinciannya, 2 kloter dari embarkasi Pondok Gede, 2 kloter dari embarkasi Bekasi, 2 kloter dari embarkasi Solo, dan 1 kloter dari embarkasi Padang.
Dalam kesempatan itu, Muhadjir mengingatkan protokol kesehatan kepulangan jemaah. Setiap jemaah akan menjalani pemeriksaan suhu tubuh. Jika didapati jemaah yang demam dengan suhu di atas 37 derajat Celsius, akan ada penanganan tersendiri. ’’Pemerintah memastikan tidak ada karantina setelah kedatangan jemaah,’’ tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, seluruh bandara untuk kepulangan jemaah haji sudah siap. ’’Sekalipun tidak melakukan karantina, kami bersama KKP akan mengawal agar saudara kita yang dari Tanah Suci dalam keadaan sehat,’’ jelasnya.
Berdasar data Kemenag, hingga kemarin sebanyak 2.705 jemaah telah tiba di tanah air. Berikutnya, menyusul dipulangkan sebanyak 2.428 jemaah.
Sementara itu, dari Arab Saudi dilaporkan, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memimpin rapat evaluasi penyelenggaraan ibadah haji 2022 di Jeddah kemarin. Rapat itu, antara lain, diikuti delegasi amirulhaj, Dubes RI di Saudi Abdul Aziz, Konjen RI di Jeddah Eko Hartono, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief, serta Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.
Sejumlah hal teknis pelayanan terhadap jemaah dibahas dalam rapat tersebut. Salah satunya, adanya temuan bahwa jemaah memaksakan diri untuk melaksanakan ritual-ritual sunah, termasuk program dari kelompok bimbingan ibadah haji dan umrah (KBIHU). "Itu harus memperhatikan kondisi jemaah," katanya seusai rapat. Apalagi, setelah fase puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, kondisi fisik sebagian jemaah cenderung menurun. "Jadi, jangan dipaksa," ucap Yaqut.
Catatan lain adalah koordinasi antarpetugas. Lalu, peran pembimbing ibadah harus dimaksimalkan. Menurut Yaqut, untuk penyelenggaraan haji mendatang, petugas bimbingan ibadah sebaiknya bisa ditetapkan lebih awal sebelum petugas-petugas lain. "Karena ini misi ibadah. Jadi, tidak boleh jemaah berangkat ke sini dengan berbagai ikhtiar, nabung bertahun-tahun, sampai di sini tidak dibimbing sesuai kaidah dan syariah agama," terang dia. "Saya minta pembimbing ibadah dilibatkan dalam manasik-manasik agar antara pembimbing dan calon jemaah sudah nyambung sejak awal dari tanah air," imbuhnya.(wan/c7/oni/jpg/muh)
Laporan JPG, Jakarta