JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Berdasarkan data Kementerian Investasi, realisasi investasi dari Amerika Serikat (AS) dari 2000 hingga 2021 sebesar 19,5 miliar dolar AS. Bahkan di tahun lalu, total investasi AS meningkat 234 persen. Dengan kunjungan Presiden Joko Widodo bersama pemimpin negara-negara di ASEAN ke Negeri Paman Sam itu juga membuka peluang investasi lainnya.
Selasa (16/5) pagi, Presiden Joko Widodo dan rombongan tiba di Tanah Air. Sebelumnya, Jokowi sempat singgah di Abu Dhabi untuk takziah Sheikh Khalifa. Selama di AS mantan Gubernur DKI Jakarta itu menghadiri KTT khusus ASEAN-AS hingga mengunjungi Space X sekaligus bertemu pendirinya, Elon Musk.
Chairman, President, and CEO Air Products Seifi Ghasemi memastikan investasi perusahaannya di Indonesia terealisasi. "Kami percaya bahwa Indonesia memiliki masa depan yang cerah," katanya. Menurutnya Indonesia memiliki kelebihan populasi yang masih muda dan dinamis, sumber daya alam yang melimpah, dan pemerintahan yang mendukung iklim investasi.
Hal serupa juga diucapkan President Freeport McMoran Kethleen Quirk. Sejak 1970 telah berinvestasi di Indonesia, Freeport McMoran telah memiliki rencana investasi tembaga jangka panjang yang tengah berjalan. "Kami berencana meningkatkan investasi di Indonesia," bebernya.
Pada kesempatan lain, Elon Musk juga tertarik investasi di Indonesia. Bahkan dia berencana datang ke Tanah Air November nanti. Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan bahwa Indonesia fokus dalam pengembangan ekosistem ekonomi hijau.
Caranya dengan transisi energi dari bahan bakar fosil menjadi energi terbarukan, restorasi ekosistem hutan bakau, lahan gambut, dan hutan tropis. "Oleh karena itu, saat ini pemerintah menyambut baik adanya minat investor asing dalam sektor ekonomi hijau. Terutama pada mekanisme transisi energi," ujarnya.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan pada KTT Khusus ASEAN-US menghasilkan joint vision statement. Retno menyatakan bahwa Indonesia memimpin proses perundingan ini. "KTT berhasil menyepakati secara prinsip peningkatan kemitraan ASEAN-Amerika Serikat dari kemitraan strategis menjadi kemitraan strategis komprehensif," tuturnya.
Pembahasan detail mengenai kemitraan ini akan diluncurkan pada KTT ASEAN-AS November nanti. Lebih lanjut, Retno menjelaskan, dalam ASEAN-AS Joint Vision Statement dituangkan komitmen dua belah pihak untuk meningkatkan kerja sama di berbagai sektor strategis. Di antaranya penguatan kerja sama pemulihan pandemi dan keamanan kesehatan. "Amerika dukung ASEAN untuk kuatkan kapasitas manufaktur berkelanjutan untuk produk medis esensial serta riset bersama," ujarnya.
Kedua, terkait kerja sama ekonomi dan konektivitas. Salah satu yang dibahas adalah memfasilitasi penguatan rantai pasok dan konektivitas kawasan untuk peralatan media, obat-obatan, vaksin, dan komoditas pertanian. "Juga mendorong kemajuan transportasi berkelanjutan, termasuk kendaraan liatrik. Serta perkuat kapasitas cyber security dan pemajuan literasi digital yang inklusif," ungkap Retno.
Ketiga, peningkatan kerja sama dalam menanggulangi perubahan iklim. Retno menyebutkan, melalui program US-ASEAN Climate Futures dialokasikan dana untuk mendukung implementasi Nationally Determined Contributions (NDCs) dari negara-negara ASEAN.
"Juga didorong kemitraan publik swasta untuk mendukung percepatan transisi energi bersih, antara lain melalui skema financing, blended finance, dan transfer teknologi," ujarnya.
Keempat, peningkatan kerja sama pendidikan termasuk penguatan kolaborasi universitas dan perusahaan. Dia menyampaikan, melalui program the Billion Futures dialokasikan peningkatan pembangunan pendidikan, pelatihan guru, dan promosi pengarusutamaan gender.
"Kelima, peningkatan kerja sama maritim melalui ASEAN-led mechanisms dalam bentuk memperkuat koordinasi antar maritime law enforcement agency di bidang maritime domain awareness, search and rescue, keamanan maritim dan pemberantasan IUU (illegal, unreported, and unregulated, red) fishing," kata Retno.(lyn/jpg)