JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Ketua MPR Zulikfli Hasan menyampaikan puisi yang dibuat oleh penyair Radhar Panca Dahana. Puisi dalam sidang tahunan bersama DPR, DPD dan pemerintah, Rabu (16/8/2017).
Hal itu menjadi masyarakat yang terpecah belah karena danya suatu pandangan yang tidak sejalan.
"Izinkan saya baca petikan puisi karya Radhar Panca Dahana," katanya dalam sidang tahunan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2017).
"Apa yang tersisa dari kemenangan?. Anggur, pesta, dansa, salam, jabat tangan, dan harapan? Rasa syukur, puas, bahagia, harta, kesempatan dan kekuasaan?. Dusta, Dajal itu semua. Kemuliaan sebuah kemenangan hanyalah amanah kepercayaan yang sisa, sepi, kepercayaan air mata," ucap Zulkifli dalam membacakan puisi itu.
Menurut Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu, seharusnya sesama masyarakat Indonesia jangan lagi saling menduduh dan bercuriga. Sebab, hal itu akan membuat permusuhan. Dia pun berharap, sebagai sesama anak bangsa harus saling yakin meyakini dan saling percaya mempercayai.
Paslanya, dengan cara itulah yang membuat Indonesia kuat.
"Bukan saling menuduh dan saling mencurigai. Harus memiliki persamaan keyakinan hidup tentang berbangsa satu, bertanah air satu dan berbahasa satu, yakni Indonesia," jelasnya.
Di sisi lain, jika ada pihak-pihak yang melakukan klaim sebagai orang yang Pancasilais dengan menuduh orang lain tidak Pancasilais. Ditegaskannya, orang tersebut perlu banyak belajar mengenai makna dan arti Pancasila.
"Harus belajar lagi tentang sejarah Pancasila. Mari berlaku bijak dewasa dan kesatria," tutupnya. (cr2)
Sumber: JPG
Editor: Boy Riza Utama