DAMPAK COVID-19

Kemenag Lanjutkan Program Subsidi Pulsa PJJ Madrasah

Nasional | Jumat, 16 Juli 2021 - 09:50 WIB

Kemenag Lanjutkan Program Subsidi Pulsa PJJ Madrasah
Ilustrasi (INTERNET)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Sedianya awal tahun pelajaran 2021-2022 mulai kembali pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas. Tetapi karena pandemi Covid-19 semakin mengganas, pembelajaran jarak jauh (PJJ) kembali bergulir. Kementerian Agama (Kemenag) sedang membahas untuk kembali menyalurkan bantuan atau subsidi pulsa kepada murid madrasah.

Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kemenag Moh Ishom Yusqi mengatakan untuk awal tahun ajaran baru yang berlangsung Juli 2021 sudah ada kucuran bantuan PJJ dalam bentuk bantuan pulsa.


"Dua minggu lalu sudah dicairkan," katanya, kemarin (15/7).

Ketentuannya bantuan untuk siswa raudhatul athfal (RA) atau setingkat PAUD sebesar 7 GB atau sekitar Rp19.250 per siswa. Sedangkan untuk jenjang MI sampai MA (setingkat SD sampai SMA) bantuannya 10 GB atau setara Rp27.500/siswa. Rekapitulasi Kemenag menyebutkan bantuan tersebut berhasil diinjeksikan ke 3,4 juta nomor siswa.

Perinciannya adalah untuk siswa RS sebanyak 490.270 nomor murid. Kemudian di jenjang MI ada 1.319.235 nomor murid. Lalu di jenjang MTs ada 1.090.926 nomor murid dan di tingkat MA bantuan tersalurkan untuk 550.629 nomor murid. Sisanya tidak berhasil diinjeksikan karena nomor tidak aktif.

Ishom mengatakan untuk bulan berikutnya yaitu Agustus dan seterusnya, saat ini sedang dilakukan usulan revisi anggaran yang tersisa di program yang sama. Kemudian juga sedang dilakukan pembahasan bersama Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk mendapatkan alokasi hasil refocusing untuk keperluan lanjutan program bantuan PJJ. Bantuan ini nantinya dalam bentuk pulsa yang disalurkan kepada siswa maupun guru madrasah.

Sebelumnya Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag M. Ali Ramdhani mengatakan pandemi Covid-19 membuat 10 juta murid binaan Kemenag terpaksa menjalani belajar dari rumah. Dengan segala keterbatasannya. Menurut dia di masa yang tidak biasa ini, ketergantungan terhadap teknologi semakin tinggi. Guru maupun siswa ditantang untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif di tengah keterbatasan.

Ketua Umum Jaringan Sekolah Digital Indonesia (JSDI) Muhammad Ramli Rahim mengatakan informasi yang dia terima banyak guru madrasah maupun sekolah tidak menerima kucuran bantuan pulsa atau data internet di awal tahun pelajaran ini. Berarti bantuan yang sudah dikucurkan Kemenag tersebut belum merata.

"Ada yang menyampaikan bantuan kuota internet belum ada. Baik dari Kementerian Agama maupun Kemendikbudristek," katanya.

Informasi lainnya ada guru yang mengatakan bantuan internet terakhir yang diterima adalah di bulan Mei yang lalu. Sedangkan untuk periode Juni dan Juli ini tidak ada lagi. Selain itu juga ada guru yang mengatakan masih mendapatkan kuota internet 12 GB dari Kemenag pada Juni lalu.(wan/jpg)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook