Penambahan Kompetitor Maskapai Solusi Tiket Mahal

Nasional | Sabtu, 15 Juni 2019 - 09:30 WIB

Penambahan Kompetitor Maskapai Solusi Tiket Mahal

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - - Kenaikan harga tiket pesawat domestik mencapai 50-60 persen. Jika dulu tiket Pekanbaru-Jakarta berkisar Rp500 ribu hingga Rp2 juta, sekarang bisa mencapai Rp7 juta hingga Rp9 juta rupiah dari situs agen tiket online di Indonesia. Hal ini dikeluhkan masyarakat yang hendak bepergian menggunakan moda transportasi udara itu.

“Kalau naik pesawat itu cepat, beda dengan transportasi lain. Hanya lihat harga mahalnya keterlaluan. Pending dulu jalan-jalan. Dana habis untuk pesawat saja jadinya,” keluh Diana, salah seorang warga Pekanbaru.


Warga lainnya, Supri mengungkapkan hal yang sama. Tahun ini dia memilih tidak balik kampung ke Jogjakarta. Sebab harga tiket mahal.  “Kalau sendiri mungkin masih diusahakan. Ini anak sama istri, mau habis berapa. Jadi, mengalah tahun ini Idulfitri di sini saja,” ucap warga Marpoyan Damai itu.

Ditemui terpisah, Ketua Asosiasi Tour and Travel (Asita) Riau Dede Firmansyah menuturkan, kenaikan tarif ini membuat moda transportasi darat, seperti bus yang paling diuntungkan.

“Teman saya bahkan menambah armada­nya jadi sepuluh,” katanya.

Kendati begitu, kata Dede, pemerintah tetap harus memikirkan masalah ini. Sebab, selain mereka yang bergelut dengan bisnis tur, tetapi ada juga pebisnis yang mengejar waktu dengan naik pesawat.  “Untuk tur, komponen paling mahal itu ada di tiket pesawat. Makan dan hotel itu ada di bawah harga tiket,” jelasnya.

Akibat tiket mahal, lanjut Dede, travel agen yang awalnya telah merancang paket tur ke beberapa wilayah Indonesia dari jauh-jauh hari, akhirnya mengganti rute ke luar negeri, seperti Singapura dan Malaysia.  “Karena jalan-jalan keluar negeri jauh lebih murah dibandingkan dalam negeri,” imbuhnya.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata Indonesia Arief Yahya menargetkan untuk menurunkan angka wisata mancanegara dari 20 persen menjadi 18 persen. “Cuma saya belum mendengar statement soal penurunan itu. Memenuhi target itu saja sudah susah. Apalagi penurunan,” terangnya.

Sebenarnya, harga tiket sempat diturunkan pemerintah 15-20 persen. Namun tidak memberi dampak hingga sekarang. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pemudik yang menggunakan moda transportasi udara mengalami penurunan.

“Data persisnya belum ada. Cuma sejauh ini, frekuensi penerbangan sangat turun,” tambahnya.

Untuk itulah, pihaknya telah mencoba memberikan solusi. Dengan menambahkan kompetitor. Sebab, sampai saat ini hanya ada dua pemain besar, yakni Garuda Group dan Lion Group.

“Ini solusi yang paling berpeluang cepat hanya satu. Yaitu Air Asia Indonesia masuk. Sudah ada Perseroan Terbatas (PT), kalau yang lain belum ada PT,” sahutnya.

Intinya, Air Asia harus buka di Pekanbaru. Apabila buka di sini, dapat dipastikan harga bakal turun. “Harga tiket diprediksi masih tinggi. Apalagi orang banyak yang masih libur,” jelasnya.

Dari pantauan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru pada Jumat (14/6) terlihat kondisi bandara dalam keadaan lengang. Tidak banyak penumpang, ini juga terlihat dari restoran-restoran yang hanya ada beberapa pengunjung. Bahkan kosong.(*1)    

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook