JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Berkali-kali dibongkar polisi, bisnis mesum di kawasan Puncak, Bogor, tidak juga berhenti. Buktinya, untuk kali kesekian, Bareskrim Polri membekuk empat mucikari yang biasa melayani pesanan tamu dari Timur Tengah.
Empat mucikari itu diketahui membawahi sedikitnya 40 perempuan pekerja seks. Direktur Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri Brigjen Ferdi Sambo menjelaskan, lima orang telah ditetapkan sebagai tersangka. Selain empat mucikari itu, seorang tersangka lain adalah pria Timur Tengah yang menjadi pemesan. "Mereka telah ditangkap," katanya.
Lima tersangka tersebut adalah NN, OK, Sa, DO, dan AA. NN diketahui berperan sebagai penyedia perempuan yang siap dikawin kontrak untuk pelayanan seksual. "NN mengaku membawahkan sekitar 20 perempuan," tuturnya.
Tersangka OK alias Rahma memiliki peran yang hampir sama. Dia juga membawahi 20 perempuan.
"Saleh memiliki peran mencarikan pelanggan yang biasanya berasal dari Timur Tengah," ujarnya.
Kepada polisi, Sa mengaku menekuni profesi tersebut sejak 2015. Selama rentang waktu itu, dia memiliki lebih dari 20 pelanggan.
"Terakhir, tersangka Al merupakan lelaki asal Timur Tengah yang memesan kawin kontrak," ucapnya. Tarif kawin kontrak tersebut terbilang murah. Untuk tiga hari kawin kontrak, biayanya hanya Rp5 juta. Untuk lima hari, biayanya Rp10 juta. "Nah, mucikari mendapatkan 40 persen," ungkapnya.
Mucikari juga menyediakan jasa short time atau layanan singkat. Tarifnya Rp500 ribu hingga Rp700 ribu untuk 1-3 jam. "Satu malam Rp1 juta," kata jenderal berbintang satu tersebut.
Prostitusi di Puncak seakan tidak habis-habis. Sebelumnya, Bareskrim mengungkap kasus prostitusi warga Maroko dan lokal pada akhir 2019.
Modusnya sama. Mereka mencari lelaki Timur Tengah yang memesan. Fenomena itu disebabkan Puncak menjadi salah satu tujuan wisata seksual kegemaran lelaki asal Timur Tengah.(idr/c20/oni/jpg)