JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Gempa bumi tektonik mengguncang bagian barat Pulau Jawa, kemarin (14/1) pukul 16.05 WIB. Pusat gempa berada di lepas pantai Pandeglang, Banten. Namun, guncangan terasa hingga ke wilayah ibu kota Jakarta dan Lampung.
Sensor seismik BMKG mencatat kekuatan gempa mencapai magnitudo M6,7 dengan kedalaman 10 kilometer. Namun, pada menit ke-6, dilakukan pemutakhiran sehingga kekuatan gempa menjadi M6,6 dengan kedalaman hiposentrum 40 kilometer. Pemodelan dari Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWs) juga menunjukkan bahwa lindu tersebut tidak berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan, titik pusat gempa berada di laut dengan jarak 132 kilometer arah barat daya dari pusat kota Pandeglang. Permukiman terdekat dengan pusat gempa adalah Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, dengan jarak hanya 52 kilometer.
Dwikorita menyatakan, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng Samudra Indo-Australia yang menghunjam ke bawah lempeng Eurasia.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," katanya dalam keterangan pers kemarin.
Menurut peta guncangan (shakemap) yang dirilis BMKG, guncangan terkuat terdeteksi di Kecamatan Cikeusik dan Panimbang dengan skala VI modified Mercalli intensity (MMI). Skala guncangan itu dijelaskan dengan kondisi getaran dirasakan hampir semua orang. Bahkan, penduduk berlarian ke luar bangunan.
Kemudian, getaran lebih lemah berurutan IV MMI dirasakan di Labuan dan Sumur. Guncangan skala III sampai IV MMI dirasakan di Tangerang Selatan, Kota Bogor, Pelabuhan Ratu, Kalianda, dan Bandar Lampung. Getaran skala II hingga III MMI dirasakan di Anyer, Kota Tangerang, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, dan Kota Bandung, termasuk wilayah DKI Jakarta.
Di Jakarta, getaran dirasakan selama beberapa detik. Terutama mereka yang sedang berada di gedung-gedung tinggi. Di beberapa kantor seperti Kantor Kementerian BUMN di Jalan Medan Merdeka Selatan, seluruh karyawan dievakuasi. Hingga kemarin pukul 16.40, hasil monitoring BMKG menunjukkan dua aktivitas gempa susulan (aftershock). Masing-masing dengan magnitudo M3,7 dan M3,5.
Merujuk pada data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak hingga kemarin pukul 22.00, sebanyak 36 rumah dan tiga sekolah di sana rusak. Daftar kerusakan itu berasal dari 11 kecamatan dan 15 desa. Dua warga menjadi korban luka. Yakni, Sari, warga Kecamatan Cihara, dan Reni dari Kecamatan Malingping. Kecamatan yang paling parah terdampak gempa adalah Cihara dengan jumlah rumah yang rusak mencapai 16 unit.
"Kami akan terus update data terkait dengan bencana gempa yang berpusat di Sumur, Pandeglang," ungkap Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizki Pratama sebagaimana yang dilansir Radar Banten kemarin.
Di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, beberapa rumah warga di Desa Harkatjaya, Kecamatan Sukajaya, juga mengalami kerusakan. "Ada empat rumah warga yang mengalami kerusakan. Namun, tidak ada korban jiwa," ujar Sekretaris Desa Harkatjaya Rizki Permana kepada Radar Bogor (JPG), kemarin.
Selain Kecamatan Sukajaya, gempa dirasakan hingga ke kawasan Puncak, Cibinong, dan Kota Bogor. Bahkan, di pusat perbelanjaan seperti Mall BTM Bogor dan Cibinong City Mall (CCM), para pengunjung berhamburan keluar karena panik. "Kami arahkan pengunjung untuk keluar dengan tertib. Saat pengecekan juga tidak ada indikasi kerusakan pada fasilitas umum di dalam gedung," jelas Media dan PR Cibinong City Mall Farah B. Tropera.
Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menghimpun laporan dampak gempa dari berbagai daerah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang melaporkan bahwa guncangan lindu dirasakan kuat selama 4–5 detik di Kecamatan Sumur dan Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Banten.
"Warga sempat berhamburan keluar dari rumah saat merasakan kuatnya guncangan," ujar Kapusdatinkom BNPB Abdul Muhari.
Muhari memaparkan, laporan visual yang dihimpun dari lapangan menunjukkan beberapa rumah warga di Kecamatan Sumur dan Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang, mengalami kerusakan di bagian atap dan teras rumah. Berdasar laporan dari BPBD Kabupaten Cianjur, guncangan gempa juga sempat dirasakan di wilayah Kabupaten Cianjur dan sekitarnya. BPBD Kabupaten Lampung Barat melaporkan hal yang sama bahwa guncangan gempa bumi dirasakan hingga 2–3 detik.
Muhari menyampaikan, hingga saat ini BPBD Kabupaten Pandeglang, Provinsi DKI Jakarta, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Lampung Barat melakukan pengkajian cepat serta berkoordinasi dengan instansi terkait. "Belum ada laporan mengenai jatuhnya korban jiwa. Sementara, kerugian materiil masih didata," jelas Muhari.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh isu-isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Selain itu, sangat penting meneliti bangunan tempat tinggal masing-masing. Tujuannya, mendeteksi kerusakan atau keretakan.
"Mohon diperiksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa atau tidak. Apakah ada kerusakan yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali masuk ke rumah," tutur Bambang.
Sementara itu, Kepala Pusat Seismologi Teknik BMKG Rahmat Triyono menyatakan bahwa guncangan skala VI dan V MMI memiliki potensi kerusakan jika mengacu pada guncangan V MMI di Jawa Timur. Dia menjelaskan, saat ini tim seismologi teknik diturunkan untuk memvalidasi peta guncangan yang dirilis BMKG dan memetakan kerusakan di sekitar episentrum gempa. "Termasuk memonitor gempa-gempa susulan," terangnya.
Acara Bupati Bareng Dirjen Dukcapil Langsung Bubar
Acara peresmian gedung di Pandeglang, Banten, itu belum selesai. Namun, pejabat dan semua yang hadir langsung berhamburan karena panik setelah guncangan gempa terasa.
"Semua mencari tempat aman. Apalagi, Panimbang kan berada dekat dengan laut sehingga masyarakat tambah panik," kata Rohman, salah seorang warga Panimbang, Pandeglang, kepada JPG, kemarin (14/1).
Hadir dalam acara peresmian gedung UPT Pelayanan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kecamatan Panimbang itu Bupati Pandeglang Irna Narulita serta Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dirjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri Zudan Arif Fakrulloh. Rohman bersyukur gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
"Meski begitu, dikhawatirkan terjadi gempa susulan lebih besar. Pascagempa banyak warga yang pada pulang untuk melihat kondisi rumah serta keluarga," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Pandeglang Irna Narulita meminta seluruh warga tetap tenang dan waspada atas terjadinya gempa di sebelah barat daya Kecamatan Sumur tersebut. "Laporkan dampak akibat gempa kepada pemerintah setempat (desa, kecamatan, dan muspika, red). Pemerintah Kabupaten Pandeglang segera melakukan tanggap darurat dan akan menurunkan bantuan kepada korban yang terdampak serta berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Banten dan BNPB," tuturnya.(tau/c14/ttg/jpg)
Laporan: JPG (Jakarta)