PENGGEREBEKAN GUDANG PT IBU

Yakin IR64 Beras Subsidi, Ini Alasan Menteri Pertanian

Nasional | Kamis, 27 Juli 2017 - 00:10 WIB

Yakin IR64 Beras Subsidi, Ini Alasan Menteri Pertanian
Ilustrasi. (JPG)

Saat ini, di beberapa supermarket harga beras cap Ayam Jago jenis pulen wangi super dan pulen wangi Giant Cilandak, Jakarta Selatan masing-masing Rp25.380 per kilogram dan Rp21.678 per kilogram. Supermarket Kemayoran, Jakarta Utara Rp23.180 per kilogram. Kemudian di Malang Town Square, ayam jago beras pulen wangi super mencapai Rp26.305 per kilogram.

Sementara dijumpai perusahaan lain membeli gabah ke petani dengan harga yang relatif sama, diproses menjadi beras medium dan dijual harga normal medium rata-rata Rp10.519 per kilogram beras. Diperkirakan disparitas harga beras medium ini di tingkat petani dan konsumen Rp3.219 per kilogram atau 44 persen.

Baca Juga :Terus Waspadai Peredaran Beras Oplosan

Diungkapkan Amran, nilai ekonomi bisnis beras ini secara nasional Rp10.519 per kilogram dikali 46,1 juta ton mencapai Rp484 triliun. Diperhitungkan untuk memproduksi beras tersebut biaya petani Rp278 triliun dan memperoleh marjin Rp65,7 triliun. Sedangkan pada sisi hilir, konsumen membeli beras kelas medium rata-rata saat ini Rp10.519 per kilogram setara Rp484 triliun.

Apabila konsumen membeli beras premium, angkanya jauh lebih tinggi lagi. Sementara pedagang perantara atau middleman setelah dikurangi biaya prosesing, pengemasan, gudang, angkutan dan lainnya diperkirakan memperoleh marjin Rp133 triliun. Amran melihat kesenjangan profit marjin antara pelaku ini tidak adil.

Itu karena keuntungan produsen petani sebesar Rp65,7 triliun ini bila dibagi kepada 56,6 juta anggota petani padi (data BPS diolah), maka setiap petani hanya memperoleh marjin Rp1-2 juta per tahun. Sementara setiap pedagang/middleman secara rata-rata memperoleh Rp133 triliun dibagi estimasi jumlah pedagang 400 ribu orang, sehingga rata-rata per orang Rp300an juta per pedagang.

"Keuntungan tersebut adalah rata-rata, ada yang mendapat keuntungan sangat besar ada yang mendapat keuntungan sangat kecil, kami ingin membuat petani senang konsumen tersenyum," tuntasnya. (ika)

Sumber: JPG

Editor: Boy Riza Utama









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook