PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Kementerian Perhubungan bekerja sama dengan instansi pemerintah dan stakeholder melakukan launching penggunaan alat tes Covid-19 buatan anak negeri, GeNose Covid-19 di Terminal Bandar Raya Payung Sekaki (BRPS) Pekanbaru, Selasa (13/4).
Kebijakan ini dibuat sebagai langkah pemerintah dalam mencegah dan memutus rantai penyebaran Covid-19 yang terus berpotensi meningkat melalui mobilitas manusia atau perjalanan orang. Lewat tes GeNose ini, hanya perlu waktu 1 setengah menit untuk mengetahui apakah seseorang positif atau negatif Covid-19.
Wali Kota Pekanbaru Firdaus yang hadir sekaligus membuka acara peluncuran ini menuturkan, usai diluncurkan langsung dilakukan uji coba alat tes GeNose Covid-19 kepada dua orang di terminal BRPS. "Sampelnya adalah dalam bentuk udara yang diembus dan ditampung dalam sebuah wadah kantong plastik,’’ ujar Firdaus.
"Dari udara yang ada di kantong tersebut dites melalui alat tes GeNose Covid-19. Sekali lagi, hanya membutuhkan waktu kurang lebih 1 setengah menit untuk mengetahui hasilnya," tambah orang nomor satu di Pekanbaru ini.
Dipaparkan Wako, dengan menggunakan alat ini, selain waktunya yang cepat, harganya juga yang relatif murah yaitu sekitar Rp30 ribu hingga Rp40 ribu sekali tes. "Untuk itu kami berharap penggunaan alat tes GeNose Covid-19 di Terminal BRPS Pekanbaru ini dapat mencegah penyebaran serta dapat mengendalikan Covid-19,’’ ujarnya.
Tentunya, diharapkan hal ini dapat terus meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa yang akan berdampak langsung kepada masyarakat. Sehingga berkontribusi terhadap penyelenggaraan pelayanan perhubungan yang andal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah serta meningkatkan perekonomian secara nasional.
Penggunaan alat tes GeNose Covid-19 di terminal BRPS ini diutamakan untuk penumpang, dan belum untuk umum. "Untuk sementara penggunaan alat tes GeNose Covid-19 di Pekanbaru hanya di Terminal BRPS yang dioperasikan oleh Kementerian Perhubungan yaitu Direktur Jenderal Perhubungan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah IV Provinsi Riau- Kepulauan Riau (BPTD IV Riau-Kepri) Ardono mengatakan, cara untuk menghasilkan tes GeNose Covid-19 adalah dengan menarik napas pertama lalu keluarkan. Kemudian tarik napas yang kedua dan tarik napas yang ketiga ditahan dan katup kantong plastik dibuka dan hembuskan sampai kantong plastik penuh.
Setelah udara di dalam kantong (alat tes GeNose Covid-19) tersebut penuh, lalu katup plastiknya ditutup sehingga udara yang dihembuskan tadi tidak keluar dari kantong plastik. Setelah itu baru dilakukan alat tes GeNose Covid-19 untuk mengetahui hasilnya apakah positif atau negatif Covid-19 lewat komputer khusus yang hanya diperuntukkan untuk tes GeNose Covid-19.
"Kalau positif maka diberikan kesempatan untuk beristirahat selama kurang lebih 30 menit. Setelah itu dites lagi agar tingkat keakuratannya lebih tinggi. Kalau negatif silakan melakukan perjalanan. Kalau positif dia (penumpang, red) tersebut tidak boleh melakukan perjalanan," ujar Ardono.
Kemudian ada beberapa ketentuan dalam melakukan tes GeNose Covid-19 yakni pastikan tidak merokok, makan jengkol, buah durian, minum alkohol minimal 30 menit sebelum dites.
Lebih lanjut dijelaskannya, tes GeNose Covid-19 disosialisasikan ke agen-agen, penumpang yang ada di terminal BRPS. Untuk saat ini bagi penumpang yang ingin dites GeNose Covid-19 belum dikenakan biaya. Masih gratis. Sampai kapan akan digratiskan? Masih menunggu instruksi dari pusat (Kementerian Perhubungan).
"Kami hanya dikasi jatah untuk 300 kantong atau hanya untuk 300 orang. Agar tidak cepat habis maka penggunaannya dibatasi per harinya. Dalam sehari dibatasi hanya 10 kantong atau maksimal 15 kantong saja. Sampai nanti datang kantong yang baru. Tapi belum tahu juga kebijakannya apakah nanti digratiskan kembali atau sudah ditarifkan itu tergantung kebijakan," ujarnya.
Pasien Positif Riau Bertambah 253 Orang
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Riau, Mimi Yuliani Nazir menginformasikan, Selasa (13/4), terdapat penambahan 253 pasien positif Covid-19 di Riau. Dengan demikian, total penderita Covid-19 di Riau sebanyak 37.393 orang. "Sementara itu, untuk pasien yang sembuh bertambah 196 pasien sehingga total menjadi 34.302," katanya.
Untuk kabar dukanya, juga terdapat enam pasien yang meninggal dunia sehingga totalnya menjadi 915 orang. Dari total pasien positif Covid-19 Riau, yang masih menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 599 orang dan 1.577 yang menjalani isolasi mandiri. "Sehingga saat ini jumlah pasien yang masih menjalani perawatan baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri tinggal 2.176 orang," ujarnya.
Untuk suspek yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 1.601 orang dan yang isolasi di rumah sakit 172 orang. Total suspek yang selesai menjalani isolasi menjadi 78.578 dan meninggal dunia 258 orang. "Untuk informasi lainnya, sampai hari ini (kemarin, red) laboratorium biomolekuker RSUD Arifin Achmad sudah memeriksa sebanyak 249.324 sampel swab pasien," ujarnya.
Dengan terus bertambahnya pasien positif Covid-19 di Riau, Mimi mengajak masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan. Apalagi dalam menjalankan ibadah di masjid atau musala. "Mari kita sama-sama dapat menjaga diri dan orang sekitar kita dengan terus menerapkan protokol kesehatan. Cuci tangan, jaga jarak dan gunakan masker, termasuk saat beribadah di masjid atau musala" ajaknya.
Vaksin Merah Putih Unair Sudah Uji Praklinis
Indonesia tak hanya mengandalkan vaksin Covid-19 dari luar negeri. Vaksin Merah Putih menjadi produk vaksin yang digadang oleh pemerintah. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) nyatakan bahwa dalam proses penelitian untuk bibit vaksin, harus memenuhi target product profile atau karakteristik vaksin untuk Covid-19.
Kepala BPOM Penny K Lukito menjelaskan pengembangan vaksin tersebut saat ini masih dalam tahap penelitian di laboratorium. Sesuai dengan standar yang berlaku, bibit kandidat vaksin yang dihasilkan pada tahap ini tidak dapat langsung digunakan untuk produksi vaksin. "Target product profile atau karakteristik vaksin untuk Covid-19 juga harus sudah ditetapkan pada tahap ini," katanya, Selasa (13/4)
Selain itu, proses hilirisasi penelitian kandidat vaksin dari bibit vaksin juga masih memerlukan penyesuaian untuk proses pada fasilitas skala industri. Proses hilirisasi ini mencakup transfer teknologi dan metode pengujian. Selain itu juga proses pembuatan working seed hingga produk vaksin yang nantinya siap digunakan pada tahap uji klinik pada manusia.
"Komunikasi antara peneliti dengan industri farmasi sudah harus mulai dilakukan sejak awal untuk mempercepat kesiapan proses produksi dan pengadaan vaksin merah putih," ucapnya.
Penny pun menyatakan optimis bahwa akhir tahun ini Vaksin Merah Putih terlihat hasilnya. Bibit vaksin dari Universitas Airlangga sudah memasuki uji praklinis. Uji praklinis ini diujicobakan pada hewan. "Per tanggal 9 April sudah uji praklinis," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro meminta agar Vaksin Merah Putih menjadi primadona di Indonesia. Meski tak masuk dalam list vaksin yang digunakan untuk vaksinasi Covid-19 bagi 181,5 juta masyarakat Indoensia, Bambang menyatakan bahwa Vaksin Merah Putih siap digunakan untuk program vaksinasi pemerintah.
Dia pun menjabarkan target pengerjaan vaksin ini.Pengembangan vaksin akan dilakukan hingga kuartal pertama tahun ini. Selanjutnya pada kuartal kedua berganti pada tahap uji praklinis. Uji klinis satu hingga tiga ditargetkan rampung pada kuartal terakhi 2021. Tahun depan barulah meminta persetujuan regulator untuk penggunaan vaksin ini. April 2022 mulai disuntikkan kepada masyarakat.
"Ada enam lembaga yang mengembangkan vaksin ini," ujarnya. Lembaga tersebut adalah Eijkman, Universitas Airlangga, LIPI, UI, ITB, dan UGM. Eijkman dan Unair dinilai paling ngebut dalam pengerjaannya. Nantinya bibit vaksin dari Eijkman akan diserahkan pada PT Bio Farma pada Mei. Lalu bibit vaksin dari Universitas Airlangga akan diserahkan ke PT Biotis Pharmaceuticals.
ementara itu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa pihaknya mengapresiasi adanya vaksin dari dalam negeri. Artinya nanti tak akan tergantung dari luar negeri. Budi pun menginginkan agar pengembangan vaksin dalam negeri tetap memenuhi mutu yang ada. Sehingga aman digunakan untuk masyarakat.(dof/sol/lyn/das)
Laporan DOFI ISKANDAR dan SOLEH SAPUTRA, Pekanbaru