PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kreatifitas pekerja keras tak pernah terhalang, pandemi sekalipun. Selagi mau tentunya mampu menghasilkan karya terbaik. Momen hari kemerdekaan, Agustus ini Pewarta Foto Istana Kepresidenan bersama Pewarta Foto Indonesia (PFI) menggelar pameran virtual. Adalah Pameran Foto Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh, digelar di Mal Central Park, Jakarta, 11-22 Agustus 2021.
Pameran foto virtual ini, dapat dinikmati di laman https://indonesiamembangun.id/pameran-indonesia-tangguh/ yang menyajikan foto-foto terpilih. Imaji yang tersajikan adalah seleksi dari karya fotografi jurnalistik 90 pewarta foto Indonesia yang bekerja di media pers, yang lepas dan online Indonesia.
Selain itu, juga dilakukan peluncuran buku foto jurnalistik Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh karya pewarta foto dari seluruh Indonesia. Buku foto jurnalistik ini pun dapat diakses e-katalognya melalui https://katalogindonesiatangguh.rimpangdigital.com/.
Ketua Pelaksana buku foto jurnalistik Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh, Randi Tri Kurniawan dalam pengantarnya pada katalog elektronik yang diawali pengantar dari Presiden RI Ir Joko Widodo. Menceritakan peran seorang pewarta foto menjadi sangat krusial agar semua orang dapat melihat dampak nyata dari pandemi ini. Sebab, harus berhadapan langsung dengan bahaya Covid-19.
“Di saat semua orang menghindari zona merah, kami harus masuk ke dalamnya. Ketika semua orang menjauhi rumah sakit, kami, mau tidak mau, harus hadir dalam mewartakannya beragam hal-hal yang menyedihkan di dalamnya,” tulis Randi Tri Kurniawan.
Pameran dan buku foto jurnalistik Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh, menjadi sebuah gambaran bagaimana pandemi Covid-19 merubah tatanan kehidupan di Indonesia, dan bagaimana upaya keras pemerintah untuk menanggulangi pandemi sekaligus menjaga perekonomian bangsa dalam porsi yang seimbang.
Dijelaskan Randi dalam kata pengantarnya katalog buku foto jurnalistik sebagai ketua pelaksana, terdapat 165 foto dipilih dari sekitar 1.500 karya yang masuk oleh kurator Eumpu Ageng Oscar Motuloh. Kemudian, 155 foto terpilih, dipamerkan dalam pameran di Central Park, Jakarta dan pameran virtual 360.
“Penerbitan ini juga merupakan sebentuk dedikasi media visual untuk mensaksamai pemulihan ekonomi di samping upaya penanggulangan pandemi yang telah merusak ekonomi dan industri dalam negeri. Tafsir lockdown itu sendiri naik turun seperti palang kereta api yang membawa penumpang agar selamat,” tulis Kurator Pameran Foto Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh Oscar Motuloh dikutip Riaupos.co dari laman pameran.
Dituliskan Oscar, 2 tahun adalah penantian yang panjang. Dalam status darurat demikian, beragam sosialisasi telah dilakukan pengelola negeri. Namun persatuan Indonesia adalah kemutlakan absolut yang harus dapat dicapai agar perang memberantas imperium koloni virus ini dapat dilakukan secara bersama-sama.
“Program vaksinasi menjadi keputusan prioritas untuk menyelamatkan rakyat Indonesia. Dalam satu imaji foto, terlihat seorang tenaga kesehatan melakukan vaksinasi di depan baliho bertuliskan Kesehatan Pulih, Ekonomi Bangkit,” sambungnya.
“Dalam pemberitaan di era pers bebas sekarang, para pewarta foto semakin matang dan kritis dalam memberitakan perihal visual yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah. Termasuk kala merilis foto berita yang berhubungan dengan pandemi yang menyebar dalam masyarakat. Kawula yang mendahulukan kabar-kabar tanpa verifikasi jurnalistik di media sosial, sehingga kebijakan pemulihan kesehatan rakyat tersebut mengalami kendala pragmatisnya,” dalam sambutan di laman tersebut.
Masih dikutip dari laman pameran foto virtual pula, menurut Oscar kehadiran para pewarta dalam liputan di lapangan realistis, jelas membangun kepekaan yang dibutuhkan kala merilis foto mereka sebagai fakta. Tak hanya menyadur fakta, tapi juga opini visual dengan cerdas.
Liputan fotografi jurnalistik dalam kepungan pandemi bukanlah pekerjaan yang mudah. Selain prokes yang amat ketat, mereka juga harus mampu menampilkan petikan atmosfer dari lapangan dengan simbol dan perlambang. Sebab pesan dari gerombolan virus ini tak tertangkap dalam lensa konvensional sebagai perangkat utama profesi ini.
“Optimisme adalah ramuan yang menjadi harapan dalam cuplikan lensa penerbitan ini. Rangkaian imaji yang tengah kita saksamai ini adalah sebentuk asa. Secarik peta jalan melintasi bukit terjal menuju kebangkitan. Dari periode New Normal, Vaksinasi, pembangunan dan beragam terobosan untuk menghidupkan ekonomi dan pasar,” tulisnya.
Editor: Eka G Putra