PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – InsightID mengklaim konten-konten yang mereka produksi mendukung persatuan Indonesia dan melawan narasi hoaks. Hal ini disampaikan melalui surat elektronik (surel) yang dikirim ke redaksi riaupos.co.
Penegasan itu disampaikan terkait berita dengan judul Pemerintah Janji Usut InsightID Terkait Akun Manipulatif Papua Barat yang terbit pada 6 Oktober 2019 lalu. Dalam surek tersebut, ada beberapa poin yang disampaikan.
Pertama, pihak InsightID mengakui konten-konten mereka mendukung persatuan Indonesia dan melawan narasi hoaks separatis Papua merdeka yang memanfaatkan isu kemanusiaan untuk mendapatkan dukungan publik internasional atas agenda politiknya dan memperkeruh pencapaian solusi damai untuk Papua.
“Konten-konten kami fokus ke pesan Bhinneka Tunggal Ika, persatuan Indonesia dan optimisme usaha-usaha Indonesia dalam menyelesaikan masalah Papua. Tidak benar jika konten-konten kami mendukung kemerdekaan Papua Barat,’’ ujar pihak InsightID dalam surel tersebut.
Selain itu juga dijelaskan rilis Facebook membahas ada dua kelompok yang mengangkat isu Papua. Pertama, kelompok separatis Papua merdeka dan kedua kelompok Pro-Indonesia.
Mereka utamanya memposting dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia tentang Papua Barat dengan beberapa pages mendukung gerakan kemerdekaan. Sementara beberapa pages lainnya memposting kritik terhadap Papua Merdeka (newsroom.fb.com, 2019). Facebook hanya membuka kelompok Pro-Indonesia yakni InsightID. Tapi, Facebook tidak membuka siapa di belakang akun-akun kelompok Papua merdeka.
‘’Sehingga, menciptakan persepsi yang ambigu di publik dan membuat kami dituduh melakukan dua hal yang sangat bertentangan: mendukung kemerdekaan Papua dan mendukung persatuan Indonesia. Faktanya, InsightID berdiri sangat jelas di posisi membela dan menjaga persatuan Indonesia,’’ jelasnya.
Pihak InsightID juga mengaku akun mereka dihapus oleh Facebook bukan karena mengandung hoaks, tapi karena alasan teknis di platform tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan resmi Facebook Indonesia yang dilansir dari CNN.
‘’Kami merasa ada disinformasi yang menyudutkan kami. Kami tidak pernah mengeluarkan uang sebanyak 300.000 dolar AS untuk beriklan. Kami sangat yakin bahwa jumlah itu adalah gabungan dari berbagai kelompok yang mengangkat isu Papua, baik kelompok Papua merdeka maupun pejuang Pro-Indonesia lainnya,’’ ujarnya.
InsightID adalah kumpulan praktisi dan profesional komunikasi dari berbagai bidang. Terkait komunikasi Pro Indonesia di isu Papua, InsightID berada dalam sebuah gerakan yang terbentuk atas kepedulian dan keresahan akan masifnya informasi sesat dan tidak berimbang yang dilancarkan oleh pihak Papua merdeka yang dipimpin Benny Wenda.
Sebuah gerakan nasionalisme yang berbasis konten kreatif dengan dua obyektif. Pertama, membangun diskursus positif optimisme soal Papua dan fokus ke pesan persatuan Indonesia. Kedua, mengkritisi gerakan dari kelompok pro-separatis Papua merdeka, yang dimotori oleh Benny Wenda.
‘’Konten komunikasi dari gerakan ini jauh dari konten hoaks, tapi justru konten yang mengkritisi separatis Papua merdeka yang sarat akan hoaks dan manipulasi,’’ ujar pihak InsightID dalam surat yang sekaligus penyampaian hak jawab tersebut.(rls)