JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- WHO buka suara soal kemampuan Indonesia mendeteksi Novel Coronavirus (2019-nCoV). Organisasi Kesehatan Dunia itu menyatakan Indonesia eligible.Seperti diketahui, banyak pihak ragu Indonesia mampu. Apalagi setelah melihat fakta bahwa hingga kini belum ada kasus positif di Tanah Air. Padahal, sejumlah negara tetangga sudah banyak terpapar virus yang telah menelan ratusan korban jiwa tersebut.
Medical Officer WHO di Indonesia Vinod Kumar Bura menegaskan, bahwa fasilitas laboratorium Balitbangkes Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah mumpuni untuk mendeteksi 2019-nCoV. Alat dan prosedurnya pun telah sesuai dengan standar WHO. "Kami sepenuhnya yakin bahwa laboratorium ini mampu untuk mendeteksi virus novel corona ini," ujarnya ditemui di sela acara kunjugan di Balitbangkes Kemenkes di Jakarta, kemarin (11/2).
Menurut dia, Indonesia juga baru saja selesai menguji sekitar 60 spesimen dari kasus yang muncul pada beberapa pekan terakhir. Dari pengujian yang dilakukan, telah dikonfirmasi seluruhnya negatif 2019-nCoV. Lebih lanjut Vinod mengatakan, bahwa Indonesia telah menaruh perhatian penuh perihal 2019-nCoV ini. Hal itu telah dibuktikan dengan peningkatan kapasitas penanganan deteksi virus itu, termasuk, menyiagakan 100 rumah sakit rujukan untuk penanganan kasus infeksi penyakit baru seperti 2019-nCoV.
Seluruh rumah sakit tersebut, kata dia, sudah memiliki sumber daya manusia yang mumpuni. Total, ada 52 ruang isolasi dengan 113 tempat tidur yang dikhususkan untuk penanganan penyakit emerging. Seluruhnya pun telah melakukan simulasi penanganan penyakit emerging sebagai langkah kesiapsiagaan. "Kami sudah bekerja sama lama dengan Indonesia. Dan kami terus bekerja sama erat dengan pemerintah Indonesia untuk memantau situasi sata ini," ungkapnya.
Terpisah, Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto menyampaikan rencana pemulangan para WNI yang pulang dari Wuhan dan sekarang masih dikarantina di Natuna. Sesuai jadwal mereka bakal dipulangkan ke kampung halaman masing-masing pada Sabtu (15/2) depan. Dia menjelaskan Kemenkes menggelar rapat khusus untuk menyiapkan proses pemulangan itu. Prosesnya melibatkan sejumlah kementerian dan pemerintah daerah (pemda). Setelah mereka sampai ke kediaman atau kampung halaman, akan dilakukan surveillance tracking.(mia/wan/jpg)