JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengekspor APKJ perdana ke Republik Demokratik Timor Leste. APKJ adalah alat penguji untuk alat pengukur kekuatan jembatan.
Kementerian PUPR melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) Balitbang berhasil mengembangkan alat tersebut yang merupakan bukti kepercayaan atas keandalan produk nasional yang dihasilkan oleh Pusjatan bekerja sama dengan PT Panairsan Pratama.
Di dunia internasional alat ini biasa disebut dengan nama Falling Weight Deflectometer (FWD). Teknologi APKJ telah diinisiasi sejak tahun 2008 dengan melakukan penelitian prototipe untuk mendapatkan rangka alat dan sistem pembebanan.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, produk-produk lokal bisa membanjiri pasar dalam negeri dan digunakan secara maksimal oleh para pelaku konstruksi tanah air.
"Kita ini memiliki 48 ribu kilometer jalan nasional, sehingga pasti perlu alat ini banyak. Dengan jumlah balai yang tersebar di 34 Provinsi, satu balai pasti perlu lebih dari satu. Jadi kalau kita bisa pakai sendiri ya lebih bagus," ujar Basuki di Jakarta, Selasa (10/12).
Basuki mengungkapkan, APKJ buatan lokal baru digunakan di beberapa balai besar/balai pelaksana jalan nasional atau di Dinas PU/Bina Marga provinsi setempat seperti Palembang, Semarang, Makassar, Manado, Mataram dan Balikpapan.
Menteri Basuki akan mewajibkan penggunaan produk dalam negeri untuk berbagai kegiatan konstruksi terutama dalam pembangunan infrastruktur.
"Seperti aspal karet, itu saya dorong terus. Memang perlu konsistensi kebijakan untuk memanfaatkan produk dalam negeri. Kalau tidak, kita tidak bergerak memanfaatkan kalau sudah diekspor, kita sendiri harus pakai," pungkasnya.(yus)
Editor : Rinaldi