JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kamis (10/12) memutuskan batal hadir dalam peringatan Hari Antikorupsi 2015, di Bandung. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) membantah ketidakhadiran Presiden tersebut karena kondisi yang tidak bugar.
Alasan sakit sempat dimunculkan sejumlah di lingkaran Istana. Bukan hanya disampaikan Menko Polhukam Luhut Pandjaitan yang mewakili Presiden di acara peringatan Hari Antikorupsi, tapi juga ditegaskan oleh anggota Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana.
“Presiden sehat, buktinya saya ketemu,” tutur JK setelah bertemu Presiden di Komplek Istana Kepresidenan, Kamis (10/12). Dia menambahkan, kalau sempat berbicara dengan Jokowi cukup lama.
“Kami ngobrol-ngobrol sambil makan siang,” imbuh JK.
Kehadiran JK di Istana Kepresidenan tersebut karena dipanggil Presiden. Wapres awalnya dijadwalkan akan menerima Dirut BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G. Masassya. Pertemuan tersebut kemudian diundur. “Tidak ada masalah spesifik yang dibicarakan,” kata JK.
Disinggung soal pembatalan kunjungan kerja Presiden ke Bandung yang juga untuk membuka Festival Anti-Korupsi 2015, dia menyatakan bahwa hal itu disebabkan ada persoalan yang lebih darurat. Namun demikian, dia enggan menjelaskan lebih rinci masalah tersebut. “Ya, ada masalah yang itu mungkin lebih urgen,” tandasnya.
Sebelumnya, dalam acara peringatan Hari Antikorupsi, Presiden hanya mengirim naskah pidato untuk dibacakan Menko Polhukam. Pada kesempatan itulah, mantan kepala Kantor Staf Kepresidenan itu menyampaikan alasan absennya Jokowi karena sakit. Hal itu kemudian dipertegas oleh Ari Dwipayana.
“Presiden memang dalam kondisi kurang bugar,” kata Ari.
Meski sakit, lanjut dia, Presiden tetap berkantor dan beraktivitas di Istana Merdeka. Ari menuturkan Presiden memiliki serangkaian agenda selama seharian kemarin. Di antaranya, pertemuan dengan Dewan Pertimbangan Presiden.
Selain menerima Wantimpres, lanjut dia, Presiden juga tetap menerima laporan dari sejumlah menteri terkait dengan pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak.
“Beliau terus memantau situasi pasca-pemungutan suara dalam pilkada serentak,” ujarnya.
Selain Presiden, acara peringatan Hari Antikorupsi itu juga tidak dihadiri para pimpinan DPR. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah di antara yang mengaku kalau belum menerima undangan untuk hadir di acara tersebut.
“Saya tidak cek, jangan-jangan saya tidak diundang, karena di jadwal saya tidak ada itu,” tuturnya.(dyn/agm/jpg)