Usai Gempa, Pendidikan di Lombok jangan Terbengkalai

Nasional | Sabtu, 11 Agustus 2018 - 12:57 WIB

Usai Gempa, Pendidikan di Lombok jangan Terbengkalai
Wakil Ketua DPR RI, Taufik Kurniawan. (INTERNET)

LOMBOK (RIAUPOS.CO) - Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan meminta ada prioritas yang dilakukan pemerintah. Taufik ingin pemerintah memprioritaskan rehabilitasi sekolah dan fasilitas umum yang rusak akibat gempa tersebut. Dengan demikian, anak-anak di lokasi gempa dapat kembali belajar. Dengan kegiatan belajar itu, diharapkan, mental anak-anak di Lombok tetap kuat. 

“Rehabilitasi sekolah yang rusak akibat bencana harus jadi prioritas. Pendidikan anak tidak boleh terbengkalai, walaupun terjadi bencana. Selain menjalankan amanat UU, pendidikan juga dapat menjadi obat bagi anak-anak yang tertimpa bencana,” ujar Taufik dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/8).

Berdasarkan data sementara dari Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), jumlah sekolah rusak di Lombok mencapai 299. Jumlah ini meliputi bangunan mulai dari tingkat TK sampai SMA. Akibat kerusakan itu, siswa-siswa dari sekolah tadi terpaksa belajar di tenda. Sekolah yang rusak tidak boleh digunakan lagi, karena rawan roboh bila terjadi gempa susulan.
Baca Juga :BMKG: Waspada Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi di Sejumlah Daerah

Taufik juga meminta Pemerintah memberikan perhatian serius terhadap wilayah yang tidak aman dari bencana alam. Di wilayah tersebut, Pemerintah harus membangun gedung sekolah yang tahan gempa. Dengan begitu, tidak terjadi banyak korban saat musibah gempa terjadi di kemudian hari.

“Untuk mengurangi risiko, perlu ada perhatian khusus terhadap bangunan sekolah dan fasilitas umum lain di wilayah rawan bancana. Selain itu, para guru dan anak-anak juga harus diberikan pelatihan serta modul antisipasi rawan bencana. Agar pendidikan dapat berjalan meski terjadi bencana alam,” terang wakil ketua umum PAN itu.

Terkait dengan kegiatan belajar mengajar, Mendikbud Muhajir Effendy memastikan tidak meliburkan sekolah di Lombok. Pihaknya terus berusaha agar kegiatan bejalar dan mengajar terus berjalan. “Kami lebih fokus memastikan kegiatan sekolah berjalan dengan lancar,” katanya Muhajir, di Solo, Rabu lalu.

Kemendikbud sudah mengirimkan 65 tenda untuk kegiatan belajar sementara. “Tenda ini merupakan kebutuhan mendesak. Kami sudah mengirimkan sebagian dari Jakarta, sebagian lagi dari Denpasar," terang eks Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini.

Pihak Kemedikbud juga bersiap membangun kembali sekolah yang rusak. Bangunan baru nanti dirancang tahan gempa. Bukan cuma untuk di Lombok, tapi di daerah lain yang rawan bencana. Total daerah rawan bencana itu tercatat sebanyak 240. “Kita sudah punya standar membangun gedung sekolah. Dulu kerja sama dengan Unicef, World Bank, sebenarnya sudah mengidentifiksi 240 daerah rawan gempa. Di situ harus dibangun standar bangunan tahan gempa," papar Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Hamid Muhammad.(ian)

Sumber: JPNN/RMOL









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook