JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Pengamat Intelijen, Pertahanan dan Keamanan yang juga Direktur Eksekutif Center of Intelligence and Strategic Studies (CISS) Ngasiman Djoyonegoro mendorong agar protokol kesehatan diperkatat. Hal itu menyusul Sekolah Calon Perwira TNI Angkatan Darat (Secapa AD) Bandung, Jawa Barat, menjadi klaster baru Covid-19.
"Ini jelas warning ya. Artinya meski sekarang diberlakukan new normal, namun protokol kesehatan harus tetap diperhatikan," kata Simon panggilan akrab Ngasiman kepada wartawan, Sabtu (11/7).
Simon menilai, lembaga pendidikan lain berpotensi menjadi klaster baru Covid-19 seperti Secapa. "Secapa AD yang punya kedisiplinan tinggi bisa jadi klaster baru, bagaimana dengan sekolah yang lain," tambahnya.
Oleh karena itu, lembaga pendidikan lainnya diminta memperketat penerapan protokol kesehatan. Bahkan sebaiknya digelar daring, seperti sekolah umum. Para pimpinan TNI AD harus mengatur strategi agar tidak ada lagi klaster baru Covid-19.
"Inti new normal bahwa kita harus mulai cara-cara baru dalam berkehidupan, bukan menjadikan semuanya normal kembali. Artinya, new normal harus menjadi adaptasi kebiasaan baru," jelas Simon.
Opsi terbaik yang saat ini tersedia yakni pembelajaran secara daring hingga situasi kondusif. Apabila harus digelar sekolah tatap muka, maka harus ada protokol khusus. Misalnya sistem tatap muka hanya untuk siswa berusia di bawah 45 tahun. Karena faktor usia turut mempengaruhi potensi penularan.
Selain pengetatan protokol kesehatan, pemakaian masker, hand sanitizer, dan menjaga jarak pun harus ditegakan secara tegas. "Maka perlu ada monitoring ketat," tutup Simon.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi