JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Klaster Covid-19 yang baru bermunculan. Salah satunya klaster jamaah Tarawih di berbagai daerah. Kedisiplinan masyarakat dan pengawasan yang ketat dari Satgas Covid-19 di daerah menjadi kunci untuk menekan kasus Covid-19.
Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin menyampaikan turut prihatin munculnya klaster penularan Covid-19 yang diduga dari kegiatan Tarawih. Dia menuturkan ikut memantau implementasi surat edaran panduan ibadah Ramadan di tengah pandemi.
"Secara umum surat edaran itu dijalankan dengan baik," katanya. Tetapi Kamaruddin tidak memungkiri juga, masih ada sejumlah kasus yang kurang baik menjalankan protokol kesehatan di masjid atau musala. Untuk itu dia berharap masyarakat, khususnya para takmir untuk mengawal pelaksanaan surat edaran tersebut.
Termasuk kepada para penyuluh agama Islam (PAI) untuk ikut mengedukasi atau sosialisasi protokol kesehatan di masjid.
Kamaruddin menuturkan di lapangan para penyuluh sudah aktif sosialisasi protokol kesehatan. Di sisa bulan Ramadan ini Kamaruddin berharap masyarakat untuk menjaga kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan di masjid atau musala. Termasuk saat pelaksanaan Salat Idulfitri nanti. Dia mengatakan Kemenag sudah mengeluarkan pandua pelaksanaan salat Idulfitri. Di antara protokolnya adalah jamaah Salat Idulfitri wajib menggunakan masker. Kemudian kapasitasnya maksimal separuh dari daya tampung normal.
Di antaranya dilakukan para penyuluh agama di wilayah Kabupaten Bandung Barat. Secara aktif mendatangi masjid, musala, dan para tokoh agama serta para tokoh organisasi masyarakat (ormas).
Penyuluh agama dari Kantor Urusan Agama (KUA) Cikalong Wetang, Bandung Barat, Dian Armiyani mengatakan di wilayahnya ada 214 masjid dan 27 musala. Dia bersyukur karena seluruh elemen menyambut baik sosialisasi protokol kesehatan di tempat ibadah masing-masing.
Aktivitas masyarakat terus meningkat jelang perayaan Idulfitri 13 Mei mendatang. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta pemerintah daerah (pemda) tidak kendor dalam menegakkan protokol kesehatan masyarakat di wilayahnya.
Tito mengingatkan, jelang Idulfitri mobilitas masyarakat meningkat. Baik kaitannya dengan kegiatan ekonomi di pasar atau pusat perbelanjaan lainnya maupun keagamaan di rumah ibadah. Dia mewanti-wanti agar dalam aktivitas tersebut tidak memunculkan klaster baru penularan Covid-19.
“Jangan sampai kita lengah, terutama dari klaster-klaster kerumunan karena kegiatan-kegiatan, baik kegiatan yang ekonomi maupun kegiatan keagamaan, pasar," ujarnya, kemarin (9/5).
Peringatan tersebut bukan tanpa alasan. Sebab, berkaca pada pengalaman sebelumnya, terdapat tren kenaikan kasus pada hari raya keagamaan, sepeti Hari Raya Idulfitri dan perayaan Natal pada tahun 2020 dan libur tahun baru.
Dalam momen Ramadan tahun ini, beberapa klaster penyebaran juga terjadi di tempat ibadah. Misalnya di Kabupaten Banyuwangi yang mengakibatkan puluhan orang terpapar Covid-19.
“Ada beberapa daerah ada klaster Tarawih, masuk ke masjid tanpa masker, rapat, ini bukan soal agamanya, ini soal masalah protokol kesehatannya," imbuhnya.
Mantan Kapolri itu menekankan, penurunan penyebaran menjadi momentum yang harus dijaga. Sehingga tidak terjadi ledakan kasus seperti India dan beberapa negara lainnya. Selain protokol kesehatan, pejabat dan ASN juga diminta tak melakukan kegiatan open house.
Salah satu kunci utama agar konsisten dalam penanganan Covid-19 di daerah adalah kekompakkan di level Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Selain itu, hubungan antara gubernur dengan wali kota/bupati perlu dijaga agar efektif.
“Hubungan para pemimpin ini kalau bagus itu akan lebih mudah untuk ditangani," jelasnya.
Juru Bicara Kemenkes terkait Covid-19 Siti Nadia Tarmizi menyatakan bahwa seluruh pihak harus bergotong-royong dalam melawan Covid-19. Tidak bisa salah satu pihak saja yang bergerak.
Adanya klaster jamaah Tarawih di beberapa daerah seharusnya menjadi peringatan bahwa protokol kesehatan harus dijalanankan. Hal ini juga untuk mengantisipasi adanya klaster Salat Id. Pemerintah tak ingin ada klaster baru.
"Perkuat aturan prokes (protokol kesehatan) ketat dan meningkatkan fungsi posko tangguh dalam penerapan PPKM Mikro," ucapnya kemarin.
Nadia menyatakan tidak bisa memprediksi apakah ke depan terjadi lonjakan kasus atau tidak. Menurutnya ini harus dilihat tren peningkatan kasus. Selain itu juga juga bergantung pada kecepatan satgas di daerah dalam melakukan intervensi untuk menekan laju kasus. "Termasuk sanksi, memperbanyak tracing, testing, dan tata laksana lebih dini," ungkapnya.
Bertambah, Kasus Positif ABK Angkut Gula
Kemarin (9/5) jumlah anak buah kapal (ABK) KM Hilma Bulker yang terkonfirmasi Covid-19 bertambah satu. Jadi, total ada 14 ABK. Semua ABK itu berasal dari Filipina, tapi kapalnya berbendera Panama.
KM Hilma Bulker bertolak dari India untuk membawa gula rafinasi dan tiba di Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap, pada Minggu dua pekan lalu (25/4). Ke-20 ABK berkewarganegaraan Filipina. Seperti dilansir Radar Banyumas (JPG), setelah dilakukan tes PCR, 13 ABK dinyatakan positif. Mereka lantas dibawa ke RSUD Cilacap untuk dirawat secara intensif. Satu ABK sempat mengalami gejala berat.
"Untuk kondisi pasien ABK yang bergejala berat saat ini mulai ada perbaikan. Kondisi ABK yang lain stabil karena gejalanya ringan," kata Kepala Dinas Kabupaten Cilacap dr Pramesti Giriana Dewi.
Pihaknya, lanjut Pramesti, melakukan sejumlah penanganan terhadap para ABK. Antara lain, memfasilitasi untuk terapi plasma konvalesen dan stem cell bagi ABK positif bergejala berat.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Cilacap Farid Ma’ruf mengatakan, tujuh ABK lain negatif. Selama menunggu hasil pemeriksaan laboratorium PCR, semua ABK menjalani isolasi mandiri di kapal.
"Mereka masih berada di lepas pantai, belum ke mana-mana. Jadi, petugas datang ke kapal untuk melakukan tes," katanya.
Farid menambahkan, pada 1–4 Mei sempat dilakukan bongkar muat di Dermaga IV Tanjung Intan, Cilacap, dengan pengawasan petugas KKP Kelas II A Cilacap.
"Mulai 3 Mei 2021 tidak ada kegiatan bongkar muat. Kemudian dilakukan pengawasan kapal dalam karantina di DU IV Pelabuhan Tanjung Intan," ujarnya.
Farid mengungkapkan, sebanyak 45 orang yang melakukan bongkar muat di kapal tersebut sudah dites rapid antigen dan hasil seluruhnya negatif Covid-19. Pramesti mengatakan, terkait virus Covid-19 tersebut merupakan varian baru dari India atau bukan, pihaknya belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut. Pasalnya, saat ini sampel spesimen swab masih diperiksa Balitbangkes Kemenkes RI.
"Menunggu sekitar satu sampai dua minggu hasilnya," kata dia.
Sementara itu, kamar isolasi ABK asal Filipina dibedakan dengan kamar isolasi pasien Covid-19 warga Cilacap. Satu kamar diisi dua pasien.
"Tempat isolasinya berbeda dengan pasien Covid asal Cilacap," ungkapnya.(far/wan/lyn/jpg)