JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Wabah virus corona telah menyerang beberapa negara, tapi tidak untuk Indonesia. Meskipun begitu, terdapat beberapa sektor yang terdampak akibat hal tersebut.
Bukan hanya dampak negatif, tetapi juga ada yang positif. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan salah satu sektor yang mengalami peningkatan dengan drastis adalah farmasi.
"Paling untung sektor farmasi ya, jadi farmasi sendiri terdiri dari obat-obatan, khususnya anti flu, kemudian juga multivitamin. Itu karena orang pada mengantisipasi coronavirus dengan lebih banyak memberikan suplemen kesehatan," jelasnya kepada JawaPos.com, Ahad (9/2).
Kemudian juga ada peralatan kesehatan, seperti masker N95 yang permintaannya meningkat. Keuntungan ini didapatkan dari hasil masyarakat yang waspada terhadap virus tersebut.
"Sektor untung lainnya juga ada di laboratorium-laboratorium kesehatan untuk meneliti antivirus, kayak di Australia itu kan juga lagi mengembangkan vaksin," ujar dia.
Bukan hanya sektor yang terkait dengan kesehatan saja yang mendapatkan keuntungan. Bahkan, sektor pariwisata dalam negeri juga disebut meraup keuntungan akibat rawannya penyebaran virus di luar negeri saat ini.
"Contohnya Jogjakarta dan Jawa Tengah, ini hampir tidak terlalu terpengaruh dengan adanya corona. Banyak orang yang tadinya orang-orang kaya yang pergi ke Singapura, keluar negeri, dengan adanya virus corona mereka mengalihkan ke destinasi wisata lokal. Jadi banyak yang untung juga di situ," terang Bhima.
Dibandingkan untung, yang mengalami kerugian akibat dampak 2019-nCoV hampir di semua sektor industri. Mulai dari pariwisata dari luar negeri, pakaian jadi, elektronik hingga makanan dan minuman.
"Secara umum kena dampak karena pertama ada faktor kesulitan akses bahan baku. Ada beberapa yang terganjal bahan bakunya dari Cina, apalagi sampai ada penghentian sementara impor bahan makanan. Itu mengganggu rantai pasok industri makanan minuman," ungkap dia.
Sumber : Jawapos.com
Editor: Rinaldi