Petani Binaan RAPP Raup Untung dari Nanas Madu

Pelalawan | Rabu, 30 Agustus 2023 - 11:48 WIB

Petani Binaan RAPP Raup Untung dari Nanas Madu
Petani dampingan CD RAPP yang tergabung dalam kelompok tani Harapan Jaya tengah berdiskusi dengan tim CD RAPP di kebun nanas milik salah satu petani dampingan di desa Kuala Panduk, belum lama ini. (HUMAS PT RAPP UNTUK RIAU POS)

BAGIKAN



BACA JUGA


PANGKALANKERINCI (RIAUPOS.CO) - Saat memikirkan buah nanas, biasanya air liur kita ikut keluar membayangkan rasanya yang manis asam. Lain halnya dengan nanas varietas madu yang memiliki nama latin Ananas comosus (L) Merr, nanas ini hampir sepenuhnya manis dengan rasa asam yang samar bahkan tanpa jejak rasa getir di lidah. Rasanya tepat jika kesohoran rasa manis nanas ini disandingkan dengan manisnya madu.

Mendengar kepopuleran dan keunggulan nanas varietas madu membuat empat petani binaan Community Development (CD) PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Desa Kuala Panduk, Kecamatan Meranti,  Pelalawan tertarik untuk membudidayakan nanas madu di lahan mereka.


Keempat petani tersebut adalah Jais (53), Syafri (51), Marjuki (49) dan Ramli (61), mereka tergabung dalam kelompok tani (koptan) Harapan Jaya sejak tahun 2021. Sebelum beralih ke budi daya tanaman nanas, keempat petani ini menanam karet dan sawit dalam skala kecil.

Jais menceritakan bagaimana awalnya RAPP menyema­ngati petani kemudian memberikan dukungan pertanian berupa 5.000 batang bibit nanas, pupuk dan pendampingan konsisten dari proses penanaman bibit, panen perdana hingga membantu mempromosikan hasil panen koptan Harapan Jaya.

“Pada awalnya kami ragu untuk memulai budi daya nanas madu ini, apalagi lahan kami tidak luas. Tapi tim CD RAPP selalu menyemangati untuk tidak menyerah, ketika kami menemui kendala di lapangan bapak-bapak CD RAPP selalu membantu mencarikan jalan keluar. Alhamdulillah, saya sendiri sukses memanen 1.000 batang nanas pada panen perdana,” ungkapnya.

Menurut Marjuki, budi daya nanas sebenernya tergolong mudah namun membutuhkan kesabaran tinggi. Lahan para petani ini berada di tanah gambut yang cocok untuk nanas, hal tersebut menjadi salah satu faktor yang mendukung keberhasilan panen mereka. Hasil riset Center for International Forestry Research (CIFOR) menunjukkan bahwa nanas merupakan salah satu komoditi yang produktif, menguntungkan dan ramah gambut,  disamping pinang, ikan dan madu.

Tantangan terbesar para petani menurut Fitra, Regional Coordinator CD RAPP adalah hama monyet yang rakus memakan semua bagian nanas yang sudah siap panen. Hal ini sempat dialami Ramli, serbuan monyet yang menghabisi nanas yang telah siap panen di lahannya membuatnya gigit jari. Ramli masih harus bersabar pasalnya lokasi lahan tempatnya bertanam nanas yang jauh dari pemukiman sehingga membuat monyet leluasa memakan tanaman nanasnya.

Dibantu oleh anggota koptan lainnya, Ramli telah berusaha menghalau serbuan rombongan monyet, namun hewan ini kerap kembali lagi ketika lahan tidak dijaga. Sebagai solusinya, Ramli berniat untuk memulai kembali budi daya nanas madu lagi di lahan kosong miliknya yang berada di pinggir jalan desa dan dekat pemukiman.

Budi daya nanas madu yang dijalankan oleh anggota Koptan Harapan Jaya pada akhirnya membuahkan hasil yang memuaskan. Jumlah panen melimpah, ukuran nanas besar dan bervariasi. Kualitas nanas kemudian dibagi berdasarkan ukuran, paling besar masuk grade A, ukuran sedang masuk grade B, sedangkan ukuran kecil masuk grade C.

Harga eceran nanas grade A bisa mencapai harga Rp50.000  per buah. Petani memasarkan hasil panen dengan menjual ke agen pengumpul nanas atau menjual secara eceran. Nanas madu yang masih tergolong langka cukup diminati oleh masyarakat sekitar dan luar daerah. Selain rasanya yang manis berair, nanas madu juga tinggi kandungan vitamin c.

Kepala Desa Kuala Panduk Tomjon mengapresiasi program budi daya nanas madu yang diinisiasi oleh RAPP. “Pemerintah Desa mendukung penuh program pertanian yang dijalankan RAPP, harapan kami semoga desa Kuala Panduk menjadi sentra penghasil buah nanas segar, dan juga ada produk hilirnya nanti. Kami sudah mendapat bantuan dari Kementerian Pertanian melalui Dinas Pertanian Kabupaten Pelalawan yaitu pembangunan rumah produksi pascapanen,” ujar Tomjon.

CD Operational Manager RAPP Sundari Berlian mengatakan,  program nanas madu di desa Kuala Panduk juga merupakan replikasi keberhasilan program OVOC di Desa Penyengat Kabupaten Siak. “Semoga program budi daya nanas madu di Kuala Panduk bisa mengantarkan desa ini menjadi desa sentra nanas madu, diikuti dengan meningkatnya kesejahteraan petani,” ucap Sundari Berlian.

Kesejahteraan petani yang meningkat dan bebas dari kemiskinan ekstrim merupakan salah satu komitmen Kemajuan Inklusif yang ingin dicapai APRIL sebelum tahun 2030.

RAPP sebelumnya telah berhasil mendampingi petani nanas Ratu di Desa Penyengat membawa desanya menjadi desa sentra nanas ratu yang mendapat apresiasi dari pemerintah kabupaten Siak.(rls/rio)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook