Harga Premium Turun di Jawa, Madura dan Bali

Nasional | Minggu, 10 Februari 2019 - 11:46 WIB

Harga Premium Turun di Jawa, Madura dan Bali
Direktur Pemasaran Retail PT Pertamina (Persero), Mas’ud Khamid.

JAKARTA (RIAUPOS.CO)- Tepat 4 bulan lalu, 10 Okto­ber 2018, kegaduhan menyeruak saat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan kenaikan harga premium dari Rp6.550 per liter menjadi Rp7.000 per liter. Alasannya, karena harga minyak dunia yang terus naik.

Namun, 1 jam kemudian, rencana naik harga itu dibatalkan. Tiga hari kemudian, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi penjelasan jika pembatalan itu dilakukan karena mempertimbangkan dampaknya pada inflasi dan faktor daya beli masyarakat.

Baca Juga :1.600 Warga Kuansing Terima Bantuan Mesin Pompa Air

Setelah 4 bulan lalu batal naik, kali ini Pertamina kembali menyesuaikan harga BBM jenis premium. Tapi, tidak naik, melainkan turun harga.

Direktur Pemasaran Retail PT Pertamina (Persero) Mas’ud Khamid mengatakan, penyesuaian harga BBM dilakukan mulai 10 Februari 2019 pukul 00.00 waktu setempat (WIT, WITA dan WIB). Kebijakan ini diambil menyusul tren menurunnya harga minyak mentah Kebijakan ini diambil menyusul tren menurunnya harga minyak mentah dunia dan penguatan rupiah terhadap dolar Amerika. “Selain itu, Pertamina juga senantiasa memperhatikan daya beli,” ujarnya melalui keterangan resmi tadi malam (9/2).

Sebelumnya, harga Premium di wi­layah Jawa, Madura, dan Bali ditetapkan sebesar Rp6.550 per liter. Sedangkan di wilayah luar Jawa, Madura, Bali sebesar Rp6.450 per liter. Mulai hari ini, harga premium di Jawa, Madura, Bali turun menjadi Rp6.450 per liter. “Jadi sama dengan harga di luar Jawa, Madura, Bali,” sebut Mas’ud.

Awal tahun ini, tren harga minyak dunia memang cenderung turun dibanding tahun 2018 lalu. Data Bloomberg menunjukkan, harga minyak jenis WTI di pasar New York Mercantile Exchange (Nymex) yang menjadi acuan global, sepanjang Februari ini bergerak di kisaran 52 - 55 dolar Amerika Serikat (AS) per barel. Harga ini sebenarnya naik sedikit dibanding harga periode Januari 2019 yang ada di rentang 46 - 54 dolar AS per barel.

Namun jika dibandingkan harga 2018 memang menunjukkan penurunan signifikan. Sejak awal 2018, harga minyak bergerak di kisaran 60-an dolar AS per barel, lalu mencapai puncaknya pada Oktober 2018 di level 76 dolar AS per barel. Sejak itu, mulai November hingga Desember, harga minyak dalam tren turun hingga rekor paling rendah pada 24 Desember di level 42 dolar AS per barel.

Sementara itu, nilai tukar rupiah memang menunjukkan tren penguatan. Sepanjang Desember 2018, nilai tukar ada di kisaran Rp14.300 - 14.600 per dolar AS. Namun pada Januari 2019, rupiah menguat ke kisaran Rp 14.000 - 14.200 per dolar AS. Lalu, sejak Februari 2019 kembali menguat ke level Rp 13.900 per dolar AS.

Media Communication Manager PT Pertamina (Persero) Arya Dwi Paramita menambahkan, penurunan harga dilakukan tak hanya pada BBM jenis premium. Dia menyebut, Pertamina juga menurunkan harga bahan bakar khusus (BBK) jenis Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, Pertamina Dex, Solar non-subsidi, dan minyak tanah non-subsidi.(jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook