Di sisi lain, Luhut turut menyinggung soal pembukaan Bali untuk wisatawan mancanegara. Menurutnya, 19 negara yang dibolehkan masuk suda sesuai dengan ketentuan WHO dalam penanganan masuk. Namun, apabila nantinya mereka tidak membuka border untuk Indonesia, tidak menutup kemungkinan mereka bakal didrop dari list tersebut.
"Presiden juga meminta agar kita mengevalausi ini tiap minggu agar dapat memitigasi dampak buruk dari pembukaan 19 negara tersebut," pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, tidak ada provinsi di luar Jawa-Bali yang menerapkan PPKM level 4. "Di 27 provinsi luar Jawa Bali, tidak ada di level 4," ujarnya.
Keputusan itu diambil karena kondisi yang semakin membaik dan dibarengi dengan capaian vaksinasi yang telah diperoleh masyarakat. Seperti diketahui, penentuan level asesmen kini juga mencakup akselerasi vaksinasi. Kemenkes mengamanatkan vaksinasi dosis pertama harus 40 persen dari jumlah penduduk.
Apabila cakupan vaksinasi ada di bawah 40 persen, maka level wilayah tersebut akan dinaikkan satu tingkat lebih tinggi. "(Jika) capaian vaksinasi dosis pertama kurang dari 40 persen maka kenaikan diterapkan di 1 level," imbuh Airlangga.
Adapun daerah luar Jawa-Bali menerapkan PPKM level 3, 2, dan 1 sejak 19 Oktober hingga 8 November mendatang. "(PPKM luar Jawa Bali) selama 3 minggu. Dalam hal evaluasi tetap dilakukan setiap minggu," tambahnya.
Airlangga memerinci, PPKM level 1 diterapkan di 18 kabupaten/kota, lalu level 2 di 157 kabupaten/kota, dan level 3 di 211 kab/kota. Dia melanjutkan, mayoritas wilayah sudah menunjukkan perkembangan signifikan. Pada 16 Oktober, hanya ada 1 provinsi yang ada di level 3 yakni Kalimantan Utara. Sementara, 23 provinsi di level 2 dan ada 3 provinsi di level 1. Ketiga provinsi itu yakni Sumut, NTB, dan Kepri.
"Dari perkembangan PPKM level 4 di luar Jawa Bali (dua minggu lalu), terjadi perbaikan asesmen, 3 kabupaten/kota di level asesmen 3 yaitu Bangka, Bulungan, dan Tarakan. Dan dari 3 kabupaten/kota turun dari level 3 ke level 2, yaitu di Pidie, Padang, dan Banjarmasin," urainya.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengingatkan kepada semua phak bahwa ancaman Covid-19 sampai saat ini belum berakhir. Meskipun pemerintah sudah memberlakukan pelonggaran-pelonggaran di sejumlah aspek.
"Mari kita bersama-sama tetap berhati-hati dan waspada," katanya pada peringatan Hari Lahir ke-6 Universitas Alma Ata kemarin (18/10).
Ma’ruf mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bahu membahu berjuang memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Caranya dengan mengikuti program vaksinasi Covid-19 yang dilakukan pemerintah. Kemudian tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes) 3M, utamanya kepatuhan menggunakan masker.
Meskipun saat ini sudah ada pelonggaran-pelonggaran, kedisiplinan menggunakan masker tetap harus dipertahankan. Selain itu masyarakat juga tetap jaga jarak dan menghindari kerumunan. "Harapan kita adalah dapat mengendalikan tingkat penyebaran virus Covid-19 sehingga pemulihan ekonomi dapat berjalan dengan cepat menuju era Indonesia emas," jelasnya.
Dalam kesempatan itu Ma’ruf juga mengajak masyarakat untuk bersyukur. Sebab Indonesia sebagai bangsa yang besar mampu membuktikan diri tetap bertahan dan kokoh menghadapi berbagai persoalan. Khususnya persoalan Covid-19 dengan segala dampaknya.
Menurut dia pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir dua tahun, memberikan tantangan sekaligus peluang dalam semua dimensi kehidupan. Dia mencontohkan di dunia perguruan tinggi, selama penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mengadopsi teknologi informasi dan komunikasi. Sehingga proses perkuliahan, riset, dan inovasi di kampus tetap berjalan. Kepada kampus yang mulai menggelar perkuliahan tatap muka, diminta untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.(lyn/mia/dee/wan/jpg)