Jumlah pengungsi hingga kemarin dilaporkan 156.003 orang. 42.239 unit rumah rusak dan 458 unit sekolah rusak. Penanganan terus diintensifkan, jumlah personel, bantuan logistik, alat berat, dan distribusi bantuan ditingkatkan.
Tim SAR gabungan terus melakukan evakuasi dan penyisiran terhadap korban yang masih tertimbun bangunan yang roboh. Evakuasi mengerahkan 14 alat berat, 4 anjing pelacak dan personel gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, dan relawan.
Sutopo mengatakan, H+3 ini merupakan saat-saat kritis. Karena ada korban yang masih di bawah reruntuhan dalam keadaan masih hidup dan harus segera dikeluarkan. Sementara penggunaan alat berat harus ekstra hati-hati agar tidak semakin menimbun korban. “Selain itu, sudah tercium bau jenazah dari beberapa tempat,” katanya.
Petugas juga bekerja keras untuk mengevakuasi beberapa masjid. Di antaranya Masjid Jamiul Jamaah di Desa Bangsa Kecamatan Pemenang Lombok Utara. Berdasar laporan warga, ada 200 orang yang hadir dalam pengajian saat atap masjid tersebut ambruk digoyang gempa. Selain itu, ada Masjid Jabbal Nur di Dusun Lading-lading, Desa Tanjung KecamatanTanjung Kabupaten Lombok Utara, Puskesmas Tanjung di Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara.
Sementara 3 pulau wisata Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno sudah clear dari para wisatawan sejak Selasa (7/8) sore. 8 ribu turis dievakuasi dari pulau tersebut termasuk para pemilik restoran dan resort. Beberapa orang ditinggal untuk menjaga pulau dan properti.
Keperluan dasar pengungsi terus ditambah. Dapur umum dan dapur lapangan terus didirikan di banyak tempat oleh TNI, Polri, Tagana, SKPD, BPBD Jawa Tengah, NGO, dan masyarakat. Logistik juga terus didistribusikan. 100 ton beras telah dikeluarkan dari Depo Logistik oleh Dinas Sosial dan BPBD NTB. Distribusi bantuan mengerahkan relawan-relawan dengan kendaraan untuk menyalurkan ke daerah-daerah yang terisolir dan belum menerima bantuan. ”Lebih dari 200 kendaraan mengakut logistik keperluan dasar pengungsi seperti permakanan, air mineral, selimut, tikar, pakaian dan sebagainya telah disalurkan dari Gudang BPBD NTB,” Jelas Sutopo.
Sementara itu, guncangan gempa seperti tiada hentinya di Indonesia. Kemarin (8/8) gempa berkekuatan 5,1 SR mengguncang Kabupaten Malang. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,92 lintang selata dan 112,41 bujur timur. Atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 88 km arah selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Propinsi Jawa Timur pada kedalaman 42 km. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menuturkan gempa Malang itu memiliki intensitas guncangan II MMI hingga III MMI. Dengan skala tersebut, diperkirakan guncangan tidak menimbulkan kerusakan gedung atau bangunan.(tau/syn/wan/jpg)