JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia akhir Desember 2015 sebesar 105,9 miliar dolar AS. Angka itu meningkat signifikan dibanding posisi akhir November 2015 sebesar 100,2 miliar dolar AS.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengungkapkan, cadangan devisa tersebut berasal dari penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, penerimaan hasil ekspor migas, dan penerbitan global bonds pemerintah yang cukup untuk menutupi kebutuhan devisa.
’’Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa per akhir Desember 2015 dapat membiayai 7,7 bulan impor atau 7,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Serta, berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,’’ ujarnya kemarin.
Meski demikian, Bank Indonesia menilai, cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Sebelumnya BI juga mencatat posisi cadangan devisa Indonesia akhir November 2015 sebesar 100,2 miliar dolar AS, atau relatif sama dengan posisi akhir Oktober 2015 sebesar 100,7 miliar dolar AS. Menurut Tirta, perkembangan tersebut dipengaruhi penerimaan devisa dari penerimaan migas dan penarikan pinjaman pemerintah yang masih cukup untuk menutupi kebutuhan devisa, antara lain, untuk pembayaran utang luar negeri.
Direktur Departemen Komunikasi BI Arbonas Hutabarat menambahkan, BI memiliki beberapa skema untuk mengantisipasi cadangan devisa. Di antaranya, bilateral swap agreement (BSA) dengan beberapa negara dan BCS (bilateral currency swap) arrangement. ’’Itu juga merupakan suatu strategi kita untuk menjaga kecukupan cadangan devisa itu sendiri,’’ imbuhnya.
Sementara itu, pengamat ekonomi INDEF Eko Listiyanto menuturkan, kembali meningkatnya cadangan devisa disebabkan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah yang cukup besar pada akhir tahun lalu. Karena itu, posisi cadangan devisa Indonesia kembali meningkat.(dee/c17/tia/kom)