Di Pintu 13, Elmiyati Kehilangan Suami dan Anak

Nasional | Jumat, 07 Oktober 2022 - 10:02 WIB

Di Pintu 13, Elmiyati Kehilangan Suami dan Anak
TRAGEDI KANJURUHAN (JPG)

MALANG  (RIAUPOS.CO) - Ada yang hilang dari ruang tamu rumah di Kota Malang itu. Sebuah kehilangan sangat besar: keceriaan buyung 3,5 tahun bernama Muhammad Virdi Prayoga.

"Dia anak yang cerdas," kata Elmiyati, sang bunda, dengan mata basah.


Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, telah merenggut apa yang paling berharga dari hidup Elmiyati. Virdi, anak semata wayangnya,dan Rudi Haryanto, sang suami tercinta.

Sebenarnya Elmiyati ataupun suaminya bukanlah fans berat Arema FC. Karena itu, keduanya terbilang jarang ke Kanjuruhan menonton Singo Edan berlaga.

"Saya, suami, dan anak hanya tiga kali nonton Arema di Kanjuruhan seumur hidup," jelasnya. "Sebelum punya anak, saya malah tidak pernah nonton Arema di stadion, suami saya juga," lanjutnya.

Tiga pertandingan yang ditonton itu di Liga 1 musim ini. Masing-masing saat Arema menjamu PSIS Semarang (30/7) dan Persija Jakarta (28/8). Dan, terakhir adalah laga melawan Persebaya Surabaya (1/10) yang berbuntut terenggutnya nyawa dua orang kinasihnya tersebut.

Rudi dan Elmiyati ke Kanjuruhan pada Sabtu malam itu sebenarnya hanya untuk satu tujuan: menyenangkan sang buah hati. Virdi memang tidak tahu soal sepakbola. Tapi, dia senang tiap kali mendengar yel-yel atau nyanyian terkait Arema.

"Sering nyanyi-nyanyi soal Arema, seneng banget. Akhirnya suami saya punya ide ngajak Virdi nonton Arema langsung," ujarnya.

Saat kali pertama bertiga ke Kanjuruhan untuk menonton laga melawan PSIS, semua berjalan sesuai harapan. Virdi sangat gembira ketika itu. Begitu juga di kesempatan kedua saat Arema menjamu Persija.

"Dia tidak nonton sepak bolanya. Nonton ramai-ramai suporter. Nyanyi-nyanyi," papar Elmiyati dengan air mata yang kian deras mengucur.

Karena itu, Elmiyati yakin sekali Virdi bakal segembira itu pula ketika diajak nonton Arema melawan Persebaya. Tak tebersit sama sekali kekhawatiran bahwa laga dua rival klasik itu bakal berpotensi rusuh.

Sebab, pendukung Persebaya tidak datang. Jadi, dia dan suami yakin semuanya bakal baik-baik saja. Dan, memang demikianlah selama laga berjalan. Virdi ceria bernyanyi seperti saat diajak menonton dua pertandingan sebelumnya. Elmiyati dan Rudi pun tak lupa mengabadikan keceriaan si buyung lewat kamera ponsel.

"Bahkan, saat suporter mulai turun lapangan pun, tidak ada masalah apa-apa. Kami semua di tribun selatan duduk tenang," ingatnya.

Petaka terjadi setelah gas air mata dari pihak keamanan ditembakkan ke arah tribun. Saat itu juga suasana langsung mendadak kacau balau.

Elmiyati ingat bagaimana sang suami langsung memeluk anaknya. Ketiganya pun kemudian mencoba berlari keluar stadion. Ketiganya menuju pintu 13. Tapi, pintu itu tertutup. "Saya sudah kepisah sama suami dan anak. Mereka ada pas di depan pintu, saya sekitar 1 meter di belakangnya," ucap dia.

Kondisinya sangat kacau ketika itu. Suporter dari tribun selatan terus merangsek menuju pintu 13. "Desak-desakan. Mereka menghindari gas air mata, tapi tetap tidak bisa keluar karena pintu terkunci," bebernya.

Elmiyati sempat tidak sadarkan diri. Sejak itu juga dia langsung terpisah dari suami dan anaknya. "Saya diselamatkan dibawa ke tribun lagi. Tapi, suami dan anak saya tidak tahu ke mana," ujarnya dengan tubuh gemetar.

Setelah tenang duduk di tribun sekitar 30 menit, dalam kondisi bingung di mana anak dan suaminya berada, Elmiyati dihubungi sepupunya, yang meminta foto wajah dari Virdi dan suaminya. "Katanya mau dikirim ke grup Arema sama polisi. Saya tidak kepikiran apa-apa waktu itu," ungkapnya.

Semua seketika berubah ketika berita itu datang. Anaknya tercinta ditemukan meninggal di rumah sakit. Dan, Emilyati menangis sekeras-kerasnya begitu melihat langsung kondisi Virdi. Membiru, terbujur kaku tak bernyawa. Hilang sudah keceriaan yang selama ini menemani hari-harinya.

Dua puluh menit berselang, pukulan lain menghantamnya dengan sama kerasnya. Suaminya juga ditemukan meninggal dunia, hanya beda rumah sakit dengan sang anak. "Sampai sekarang, saya tidak tahu kenapa suami dan anak saya meninggal. Entah keinjek atau apa," ucapnya.Elmiyati mengaku tidak dendam kepada siapa pun. Termasuk kepada aparat kepolisian. "Hanya saja, hati kecil saya bertanya, kok tega nembak gas air mata ke tribun yang banyak anak kecil dan perempuannya," sesal dia.(rid/c9/ttg/jpg)

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook