JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Meskipun pemerintah sudah mulai mengizinkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, pembelajaran jarak jauh (PJJ) masih banyak diterapkan. Kementerian Agama (Kemenag) kembali menyalurkan bantuan paket data internet untuk mendukung pelaksanaan PJJ.
Penyaluran bantuan paket data internet itu disampaikan langsung Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas di Jakarta kemarin (6/10). Bantuan paket data internet ini berasal dari Ditjen Pendidikan Islam Kemenag. Sehingga yang menerima bantuan ini, khusus di lingkungan Ditjen Pendidikan Islam Kemenag saja.
Total ada 3,6 juta nomor atau penerima yang mendapatkan suntikan bantuan kuota internet pada penyaluran gelombang ketiga ini. Merujuk penyaluran di gelombang kedua lalu, setiap jenjang pendidikan mendapatkan besaran kuota berbeda-beda. Penerima di jenjang raudhatul athfal (RA/PAUD) sebesar 7 GB. Kemudian untuk siswa MI, MTs, dan MA sebesar 10 GB. Sedangkan bagi guru ditetapkan 12 GB. Lalu untuk mahasiswa dan dosen sebesar 15 GB. Kuota ini aktif 30 hari sejak diinjeksikan ke nomor sasaran.
Yaqut mengatakan bantuan paket data internet itu bagian dari upaya pemerintah mendukung pelaksanaan PJJ selama pandemi. Supaya pelaksanaan PJJ berjalan lancar. "Alhamdulillah untuk tahap ketiga ini telah disalurkan 3,6 juta bantuan paket data internet ke lembaga pendidikan binaan Kemenag," katanya.
Dia menjelaskan pemberian paket data internet juga untuk memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan pelayanan pendidikan selama pandemi Covid-19.
Jumlah penerima bantuan paket internet Kemenag untuk tahap ketiga ini lebih sedikit dibandingkan tahap kedua yang mencapai 4,6 juta sasaran. Sebelumnya untuk penerima bantuan kuota internet Kemenag tahap pertama, ditetapkan sebanyak 3,8 juta penerima.
Sementara itu Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi mengatakan pandemi Covid-19 membuat pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran semakin besar. "Namun demikian, teknologi tetap tidak dapat menggantikan peran pendidik atau guru," katanya.
Zainut menjelaskan pandemi Covid-19 ini memberi gambaran kelangsungan pendidikan pada masa depan. Yaitu pendidikan yang sangat erat dengan pemanfaatan teknologi. Tetapi dia menegaskan teknologi tidak bisa menggantikan peran pendidik, baik itu guru maupun dosen.
"Sebab edukasi bukan hanya sekadar memperoleh pengetahuan saja. Tetapi juga tentang nilai, kerja sama, dan kompetensi," tuturnya. Meskipun begitu, politisi PPP itu mengatakan setiap pendidik harus mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam pemanfaatan teknologi untuk pendidikan.
Zainut mengatakan tantangannya saat ini bagaimana pendidik bisa memanfaatkan teknologi untuk membawa siswa atau mahasiswanya memiliki kompetensi abad-21. Diantara kompetensi penting abad-21 adalah pembelajar mandiri atau self-directed learning.(wan/jpg)