Pandemi Covid-19 pada 2020 telah berdampak multidimensional dan dikhawatirkan berkelanjutan hingga 2021. Diperlukan kesigapan pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat agar pandemi Covid-19 bisa benar-benar lenyap dari Tanah Air pada 2021 ini.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo mengatakan, kasus positif corona tiap hari mengalami peningkatan sejak liburan panjang lalu.
“Angka kesembuhan dengan yang positif harian mengalami perubahan. Semula, orang yang sembuh itu jauh lebih banyak dibandingkan yang positif. Namun, akhir-akhir ini, terutama pada empat minggu terakhir Desember, kasus positifnya lebih tinggi dibandingkan yang sembuh sehingga kasus aktif mengalami peningkatan,” ujarnya.
Tahun ini Doni menilai masih perlu kolaborasi dan gerakan yang masif di seluruh daerah dengan melibatkan semua komponen. Terutama tokoh nonformal yang bisa memberikan efek langsung kepada masyarakat.
”Saya yakin kalau kita semua bisa bekerja keras dengan ikhlas dan tulus pasti bisa,” tegasnya.
Dia mengambil contoh beberapa provinsi yang tadinya kasusnya tinggi seperti Jawa Timur sampai presiden harus turun ke lapangan pada minggu ketiga Juni 2020 karena hampir semua wilayah kabupaten/kota zona merah. Namun, berkat kerja keras gubernur, wali kota, bupati, relawan, TNI, dan Polri, akhirnya pada awal November kasusnya mengalami penurunan luar biasa. ”Bahkan, persentase zona kuning atau daerah yang risikonya rendah sangat banyak. Jadi, sebenarnya kalau kita sungguh-sungguh ingin mengurangi kasus, kuncinya cuma satu, disiplin dan patuh pada protokol kesehatan,” lanjutnya.
Dia kembali mengingatkan bahwa Covid-19 menular lewat aerosol. Artinya, ketika orang tidak menggunakan masker dan menjaga jarak, proses transmisinya akan cepat.
”Seseorang yang disiplin tidak menjamin dia tidak terpapar Covid kalau dia tidak bisa menjaga orang sekitar untuk disiplin juga. Jadi, ini sangat-sangat membutuhkan kerja sama, harus bersama-sama,” tambahnya.
Tantangan ke depan, kata Doni, adalah bagaimana agar masyarakat secara kolektif bisa menjaga seluruh orang di sekitarnya untuk patuh pada protokol kesehatan.
”Presiden berkali-kali mengingatkan, jangan kendur mengingatkan 3M. Itu saja. Tidak ada jaminan setelah vaksin diberikan, pandemi pasti hilang,” cetusnya.
Karena itu, Doni mengajak untuk mengingatkan semua orang dan berani menyampaikan kepada orang lain agar patuh pada protokol kesehatan. Dengan begitu, orang tersebut menjadi pahlawan buat diri sendiri dan orang lain. ”Kami tidak ingin masyarakat jadi kendur, sudah berbulan-bulan pandemi ini. Masyarakat mulai jenuh. Jadi, sedikit kendur protokol kesehatannya,” kata Doni.
Hari Ini Puncak Arus Balik Liburan
Arus balik liburan Natal dan tahun baru (Nataru) diprediksi meningkat hari ini (3/1). Berdasar catatan PT Kereta Api Indonesia (KAI), jumlah tiket kereta api (KA) jarak jauh yang terjual untuk perjalanan hari ini men capai 39.082 tiket. Jumlah ter sebut lebih banyak dari pada kemarin (2/1), yakni 32.729 tiket.
PT KAI mengimbau masyarakat agar menyiapkan perjalanan dengan baik. Khusus rapid test, VP Public Relations KAI Joni Martinus memastikan biaya untuk pe layanan itu masih sama. Yakni, Rp105 ribu.
’’Kami telah melayani lebih dari 111 ribu peserta rapid test antigen di stasiun untuk memudahkan pelanggan dalam melengkapi syarat menggunakan kereta api pada masa pandemi Covid-19,’’ kata Joni kemarin (2/1).(byu/tih/c6/wir/tyo/rio/ted)
Laporan JPG, Jakarta