JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Gempa 7 skala richter (SR) mengguncang Lombok Utara, Ahad (5/8) pukul 18.46. Gempa yang berlokasi di 8.37 LS, 116.48BT dengan kedalaman 15 kilometer tersebut sempat membuat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan tsunami.
Gempa berkekuatan 7,0 skala richter kemarin malam membuat masyarakat di Lombok panik bukan kepalang. Mereka berusaha menyelamatkan diri karena goncangan terasa jauh lebih kuat dari sebelumnya. ”Ini lebih besar dan lebih lama,” ungkap Hamdani Selamet. Pria berusia 31 tahun itu merupakan salah seorang warga yang tinggal di Desa Gereneng, Kecamaan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur.
Berdasar kesaksian Hamdani, masyarakat yang tinggal di bibir pantai langsung mengevakuasi diri. Mereka mencari tempat yang lebih tinggi. ”Semua sekarang sudah mengungsi,” ucap dia. Informasi potensi tsunami pascagempa kemarin malam yang membuat mereka berbondong-bondong menyelamatkan diri. Alhasil seluruh jalur dari pantai ke lokasi-lokasi yang lebih tinggi padat. ”Macet sekali di sini,” tambah dia.
Menurut Hamdani, hanya beberapa orang saja yang tersisa di desanya. Sebagian besar memilih menyelamatkan diri lantaran jarak dari Gerenengan ke pantai di seletan Lombok relatif dekat. Mereka enggan mengambil risiko lantaran BMKG sudah memerintahkan masyarakat meninggalkan pantai. ”Ini paling tinggal 20 orang yang berjaga,” kata dia. Gempa susulan juga masih dirasakan Hamdani ketika Jawa Pos (JPG) mewawancarai dirinya.
Terpisah Pemimpin Redaksi Lombok Post (JPG) Jony Marthadinata menyampaikan bahwa guncangan gempa kemarin malam memang terasa sangat keras. ”Terasa lebih besar memang,” ucap Jony.
Dia bersama awak redaksi Lombok Post yang tengah bekerja pun berhamburan ke luar rungan. Bahkan, Jony meminta seluruh timnya pulang dan untuk menenangkan keluarga masing-masing. Dari pantauan Jony, sejumlah jalan di Mataram macet parah. Bukan hanya masyarakat yang tengah berada di dalam rumah, yang sedang berada di mall, rumah sakit, hotel, dan sejumlah tempat lainnya ikut berhamburan. ”Semua pada keluar,” ucap dia.
Informasi yang diterima oleh Jony sampai kemarin malam lokasi terdampak gempa paling parah berada di Lombok Timur dan Lombok Utara. Namun demikian, getaran kuat yang terasa di Mataram membuat masyarakat panik. ”Itu yang wilayah Ampenan lari semua ke timur,” ucap dia.
Maklum, wilayah tersebut berada di pinggir laut. Informasi yang diterima JPG gempa bumi di Lombok kemarin malam juga terasa sampai Bali dan Kepulauan Sapeken di Madura. Sejumlah bangunan di Bali juga dilaporkan rusak akibat gempa tersebut. Pengalaman lainnya dirasakan Joko Haryanto. Pria yang berprofesi sebagai wartawan itu tengah menunggu pesawatnya di Bandara Internasional Praya Lombok panik. Suara gemuruh akibat kaca-kaca yang bergetar terdengar. Bumi juga bergoyang hebat. Benda-benda pun berjatuhan. Beberapa detik setelahnya listrik mati. ”Ibu-ibu banyak yang berteriak,” katanya saat dihubungi JPG kemarin. Saat listrik padam, seluruh penumpang panik. Petugas bandara pun mengarahkan seluruh orang yang berada di ruang tunggu untuk menuju apron (tempat parkir pesawat, red). ”Penerbangan delay,” tutur Joko.
Corporate Communication Senior Manager PT Angkasa Pura I Awaluddin menyatakan bahwa tidak ada kerusakan pada fasilitas sisi udara (airside) seperti runway, taxiway, dan apron di Bandara Internasional Praya Lombok maupun Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali. ”Hanya ada kerusakan minor pada fasilitas di terminal,” katanya kemarin.
Dia membenarkan jika petugas sempat melakukan evakuasi di titik evakuasi di luar terminal. Namun menjelang pukul 20.30 wita calon penumpang sudah kembali ke ruang tunggu terminal.
”Untuk menjaga keamanan dan keselamatan penumpang kami sedang meninjau dan melakukan pembersihan terhadap berbagai sarana serta fasilitas di seluruh area,” ucap Awaluddin.
Pasca mengeluarkan peringatan tsunami, BMKG Pusat meminta warga Nusa Tenggara Barat (NTB) tetap tenang dan menjauhi bibir pantai. Gelombang yang datang diprediksi setinggi setengah meter. Pada pukul 18.48, di Desa Carik Lombok Utara terdeteksi tsunami dengan ketinggian 0, 135 meter. Enam menit setelahnya, Desa Badas pun terdeteksi tsunami dengan ketinggian 0,100 meter.
”Gelombang tsunami bisa saja berbeda-beda,” kata Kepala BMKG Pusat Dwikorita Karnawati kemarin.
Dwikorita memaparkan hingga pukul 19.51 WIB, telah terjadi 16 kali gempa susulan, namun dengan magnitudo yang jauh lebih kecil. Namun dia meminta masyarakat untuk terus waspada dan tidak mendiami bangunan atau rumah yang rawan runtuh.
BPBD juga telah memerintahkan masyarakat untuk menjauh dari pantai. ”Dengan melihat kondisi kegempaan diperkirakan kerusakan bangunan banyak terjadi terjadi di Kota Mataram,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho. Dia mengatakan bahwa umumnya bangunan-bangunan yang dibangun dengan kurang memperhatikan kontruksi tahan gempa akan mengalami kerusakan.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto memastikan bahwa seluruh undangan dan delegasi berbagai negara dalam Indonesia–Australia Ministerial Council on Law and Security di Lombok selamat.
”Semua tamu delegasi yang akan mengikuti pertemuan selamat,” imbuhnya.(lyn/tau/syn/jpg)