PEROMBAKAN MANAJEMEN BUMN

Jubir Presiden Dicabut dari Komisaris Utama Adhi Karya

Nasional | Jumat, 05 Juni 2020 - 00:32 WIB

Jubir Presiden Dicabut dari Komisaris Utama Adhi Karya

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir merombak jajaran dewan komisaris dan direksi PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Hal itu diputuskan melalui rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), Kamis (4/6).

Pada susunan direksi, pemegang saham memutuskan untuk mendepak Budi Harto dari posisi Direktur Utama dan Budi Saddewo Soediro dari kursi Direktur Operasi 1.


Posisi Direktur Utama kini diserahkan kepada Entus Asnawi Mukhson yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan. Sementara posisi Budi digantikan oleh Suko Widigdo.

Entus menjelaskan posisi Direktur Keuangan yang ditinggalkannya kini diisi oleh Agung Darmawan. Sebelumnya, Agung merupakan Head of Consumer and Retail PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Sementara itu, Suko Widigdo yang menjadi Direktur Operasional 1 sebelumnya berposisi sebagai General Manager Dept Infrastruktur Adhi Karya.

Sedangkan dari susunan Komisaris, nama Fadjroel Rachman didepak dari kursi Komisaris Utama. Pria yang menjabat sebagai Juru Bicara Presiden Republik Indonesia ini digantikan oleh Purnawirawan TNI Dody Usodo Hargo.

Selain itu, terdapat tiga nama komisaris baru lainnya, yakni Yustinus Prastowo, Cahyo R Muhzar, dan Widiarto. Ketiganya menggantikan posisi yang ditinggalkan oleh Bobby AA Nazief, Wicipto Setiadi, dan Rido Ananda Anwar.

Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi menjelaskan, dalam situasi pandemi saat ini, sejumlah proyek mengalami penundaan. Hal itu disebabkan oleh kondisi owner proyek atau pemberi kerja yang turut mengalami kesulitan akibat dampak Covid-19.

Dia menjelaskan perseroan masih terus memantau perkembangan situasi pandemi dan dampaknya terhadap operasional perseroan. Namun, diperkirakan akan ada penundaan realisasi terhadap sejumlah proyek investasi.

Secara umum, dampak Covid-19 juga diperkirakan akan mengubah proyeksi dan target perseroan pada tahun ini. Dia menyatakan target pada awal tahun perlu diubah karena banyak asumsi yang berubah karena pandemi.

Sumber: JPNN.Com
Editor: Rinaldi

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook