PANDEMI COVID-19

Logistik Terganggu, Pengiriman Barang jadi Lebih Lama

Nasional | Minggu, 05 April 2020 - 02:18 WIB

Logistik Terganggu, Pengiriman Barang jadi Lebih Lama
Aktivitas SCO (Sales Counter Officer) saat melayani costumer pengiriman di JNE Pusat Juanda, Jumat (3/4). (PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Pengetatan akses keluar masuk di perbatasan sejumlah wilayah memaksa pelaku usaha logistik beradaptasi. Pengiriman barang dan dokumen menjadi tidak normal. Para pelaku usaha harus bisa menyiasati kebijakan tersebut demi kelancaran bisnis.

Koordinator Wilayah IV Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) Ardito Soepomo menuturkan, banyak pengiriman antarprovinsi via jalur darat yang terlambat. Sebab, kendaraan yang akan masuk provinsi tetangga harus diperiksa dulu oleh aparat keamanan.


"Mobil dari Jateng yang mau masuk ke Jatim itu diperiksa dulu sama polisi. Seperti juga kendaraan yang pelat L pasti didahulukan masuk ke Surabaya dibandingkan kendaraan nonpelat L," tuturnya.

Kendaraan yang mendapatkan prioritas adalah yang muatannya bahan makanan, makanan jadi, alat pelindung diri (APD), dan obat-obatan. Sementara itu, tidak semua kendaraan yang mengangkut barang-barang lainnya, termasuk paket dan dokumen, boleh masuk provinsi tetangga.

Itu sesuai dengan kebijakan pembatasan wilayah yang berlaku di beberapa provinsi. Begitu pun pengiriman via jalur udara.

Terjadi pengurangan kargo karena frekuensi penerbangan juga berkurang sejak pandemi Covid-19. Namun, untuk pengiriman via jalur laut, belum ada kendala yang berarti. "Selama pelabuhannya tidak tutup, masih lancar pengirimannya," tuturnya.

Untuk pengiriman dalam kota, juga tidak ada kendala yang berarti. Hanya, pengiriman dalam kota menurun karena banyak perkantoran yang tidak beroperasi normal.

Hal itu membuat pengiriman dokumen lebih banyak dilakukan secara dalam jaringan (daring). Pengiriman barang laundry, bahan makanan, sabun untuk hotel, dan lain-lain juga ikut menurun.

Presiden Direktur PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) M Feriadi mengungkapkan, pihaknya kini memilah moda transportasi pengiriman barang.

"Misalnya, bandara atau pelabuhan untuk ke kota tujuan ditutup sesuai kebijakan pemerintah setempat. Sementara jalur darat masih bisa, JNE akan memaksimalkan pengantaran via jalur darat," ujarnya Jumat (3/4).

Feriadi juga mengungkapkan, ada pula kebijakan penutupan wilayah yang hanya diberlakukan pada jam-jam tertentu. JNE pun lantas memaksimalkan pengantaran pada jam-jam yang bebas tersebut.

"Selain itu, kami sampaikan pada customer untuk memastikan alamat yang dituju dapat menerima jika kiriman tiba," ucapnya.

Penyesuaian juga dilakukan pemain e-commerce yang selama ini menjadi salah satu kontributor utama volume logistik.

"Ada perubahan operasional layanan pengiriman untuk beberapa daerah yang menerapkan pembatasan wilayah," kata Vice President of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook