JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menegaskan, vaksin Covid-19 yang saat ini digunakan di Indonesia masih efektif dalam melawan varian baru Covid-19 B117 dari Inggris.
”Kami meminta masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan akan dampak masuknya varian B117 terhadap efikasi vaksin,” jelas Wiku, kemarin (4/3).
Meski demikian, Wiku mengatakan disiplin protokol kesehatan tetap nomor 1 untuk mencegah penularan. Wiku menjelaskan, mutasi dari virus atau munculnya varian baru adalah hal yang lazim ditemui utamanya di masa pandemi. Varian dapat terus bertambah seiring berjalannya waktu. Khususnya dalam kondisi pandemi penularan masih terus berlangsung di tengah masyarakat.
Wiku mengatakan, seiring dengan proses mutasi virus Covid-19, para ahli dan peneliti baik di Indonesia maupun di luar negeri terus terus melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apa saja mutasi dan varian baru yang muncul. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apa saja implikasi dari varian baru tersebut sebagai bahan pertimbangan dan solusi untuk menghadapinya. Pemerintah kata Wiku telah mengambil langkah-langkah strategis dengan bekerja sama dengan peneliti untuk semakin mengerti perkembangan virus serta menginstruksikan petugas di lapangan untuk memperkatat proses skrining.
”Hal ini demi mencegah masuknya varian baru dari negara lain. Maupun dari satu daerah ke daerah lainnya,” katanya.
Wiku mengatakan, bahwa dengan proses pembatasan ketat masuknya WNA dari luar negeri dan proses skrining yang dirancang sedemikian rupa dengan beberapa lapis proteksi seperti pemeriksaan suhu tubuh, tes PCR sampai isolasi, nyatanya varian baru tetap saja bisa masuk ke Indonesia.
Wiku menjelaskan, mutasi adalah proses terjadinya kesealahan saat virus memperbanyak diri. Sehingga bentuk virus anakan tidak sama dengan virus aslinya atau parental strain. Varian adalah virus yang dihasilkan dari proses mutasi.
”Jika varian ini menunjukkan sifat fisik yang berbeda dari parental strain baik secara jelas maupun samar, maka varian tersebut disebut sebagai strain baru,” katanya.
Mutasi ini bertujuan agar virus bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Maka dari itu, kata Wiku, ada varian yang muncul dan bertahan. Namun ada juga yang muncul dan menghilang karena tidak bisa menyesuaikan diri dan lingkungannya. Sejauh ini beberapa virus varian baru Covid-19 telah tercatat menyebar secara Global sejak kemunculan virus original pada akhir tahun 2019 di Wuhan, China yakni meliputi varian B117 dari Inggris, B1351 dari Afrika Selatan yang merupakan hasil mutasi B117, serta P1 dari Brazil.
Saat ini kata Wiku berbagai ilmuwan mengamati dinamika persebaran kasus ini. Termasuk perubahan spikes protein menempel pada reseptor sel tubuh untuk memperbanyak diri. Temuan Lembaga Molekuler Eijkman menunjukkan bahwa sejauh ini Indonesia telah menyetorkan 495 whole genome sequencing (WGS). Dari jumlah tersebut, 471 di antaranya adalah WGS yang komplit. Varian terbanyak, yakni D164G sudah ditemukan di Indonesia sejak April 2020. Hingga Februari 2021, seluruh WGS yang dilaporkan bervarian D164G.
”Namun data pelaporan WGS terbaru oleh Balitbangkes ada 2 WGS yang memiliki varian B117 dari sampel yang diambil pada bulan Februari 2021,” jelas Wiku.
Belum Ada Jaminan
Keberadaan mutasi B117 SARS-CoV-2 di Indonesia terus menjadi sorotan. Di antaranya terkait apakah vaksin Sinovac yang sudah digunakan saat ini efektif mencegah infeksi mutasi Covid-19 asal Inggris itu.
’’Belum ada jaminan vaksin Sinovac dapat mencegah seseorang dari infeksi oleh varian virus tersebut,’’ kata peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi Wien Kusharyoto, malam tadi. Dia menyampaikan informasi itu menyusul statement dari pemerintah bahwa vaksin Covid-19 keluaran Sinovac masih efektif melawan mutasi B.1.1.7 tersebut.