JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pemakaman Diah Pramana Rachmawati Soekarno di TPU Karet Bivak dilakukan secara terbatas, Sabtu (3/7). Sang kakak, Megawati Soekarnoputri pun hanya berkomunikasi dengan putra tertua Rachmawati.
"Mengucapkan dukacita secara langsung, memberikan doa yang terbaik,” tutur Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Rachmawati Soekarnoputri berpulang pada usia 70 tahun. Putri Presiden Pertama RI Soekarno itu tutup usia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, setelah sempat dinyatakan terpapar virus Covid-19.
Perempuan kelahiran 27 September 1950 itu dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta, sore harinya. Tidak jauh dari makam ibunya, Fatmawati.
Hasto menuturkan, Megawati beserta keluarga besar merasakan dukacita yang mendalam. Bagi Mega, kata Hasto, Rachmawati merupakan sosok yang sangat dekat sejak kecil. Terlebih, Megawati dan Rachmawati menghabiskan banyak waktu bersama. "Adik beliau, yang tumbuh dan sama-sama besar di Istana Negara. Belajar menari bersama,” katanya.
Bahkan, tidak hanya dalam keseharian, Hasto menyebutkan, Megawati dan Rachmawati sama-sama berjuang untuk meneladani pemikiran dan perjuangan Bung Karno. Meski, tidak dalam "kapal" yang sama.
Meninggalnya Rachmawati diumumkan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani. "Kami keluarga besar Partai Gerindra turut berbelasungkawa,” ujarnya, Sabtu (3/7).
Sebelum meninggal, Rachmawati menjalani perawatan di RSPAD Gatot Soebroto. Dia dilarikan ke rumah sakit pada 26 Juni lalu. Dia diduga terpapar Covid-19. Sebelumnya, Rachmawati sempat melakukan lawatan ke Jawa Timur dalam rangka Haul Bung Karno beberapa pekan lalu.
Muzani mengatakan, Gerindra kehilangan salah satu tokoh terbaiknya. Dia mengganggap Rachmawati sebagai sosok yang sangat konsisten dalam memperjuangkan cita-cita bangsa Indonesia. Sebagai wakil ketua dewan pembina, Rachmawati disebut aktif menyampaikan agar Partai Gerindra senantiasa mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur. "Beliau juga tidak lupa mengingatkan agar setiap perjuangan politik yang dilakukan Partai Gerindra itu semata-mata demi kesejahteraan rakyat,” tuturnya.
Secara pribadi, Muzani menilai Rachmawati sebagai sosok yang teguh dalam pendirian. Juga menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan. "Dia senantiasa mengingatkan kepada Pak Prabowo agar perjuangan kita tidak boleh bergeser dari apa yang diperjuangkan oleh Bung Karno,” ujarnya.
Semasa hidup, sumbangsih pemikiran Rachmawati terwujud melalui pembangunan Universitas Bung Karno, Jakarta. Dia juga tercatat sebagai Ketua Pembina Yayasan Pendidikan Bung Karno.
Di aspek politik, kiprahnya berbeda jalan dengan Megawati. Rachmawati sempat mendirikan Partai Pelopor pada 2002. Namun, partai tersebut tidak cukup perform dalam Pemilu 2004.
Setelah sempat vakum, Rachmawati tercatat kembali masuk partai pada 2012. Dia bergabung dengan Partai NasDem yang dipimpin Surya Paloh. Namun, kebersamaannya tidak lama akibat perbedaan sikap politik dalam Pilpres 2014.
Setelah keluar dari NasDem, Rachmawati bergabung dengan Prabowo Subianto di Partai Gerindra. Sempat menjabat Wakil Ketua Umum Bidang Ideologi pada 2015, pada September 2020 Rachmawati diangkat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra yang berada langsung di bawah posisi ketua umum.(far/c17/fal/jpg)