Ongkos Haji Hemat Rp322 Miliar Lebih jika Masa Tinggal Dipotong 7 Hari

Nasional | Sabtu, 04 Februari 2023 - 22:00 WIB

Ongkos Haji Hemat Rp322 Miliar Lebih jika Masa Tinggal Dipotong 7 Hari
Umat Islam dari berbagai negara melaksanakan salat di Masjidilharam pada Agustus 2019. Pemandangan itu tampak lagi tahun ini karena Saudi mengizinkan sejuta jamaah menunaikan ibadah haji. (AFP)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pemerintah diminta terus berjuang mengurangi lama tinggal jemaah haji di Arab Saudi. Seperti diketahui saat ini lama tinggal jamaah haji mencapai 42 hari. Jika berhasil memangkas durasi masa tinggal itu, biaya haji bisa semakin hemat.

Desakan supaya pemerintah terus berjuang memangkas masa tinggal haji itu, disampaikan Wakil Ketua Komisi VIII (membidangi agama) DPR Diah Pitaloka. Dia meminta pemerintah sungguh-sungguh mengupayakan pengurangan masa perjalanan haji dari 42 menjadi 35 hari. Menurut dia, pengurangan masa perjalanan haji tersebut dapat cukup signifikan mengurangi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2023.


“Kami meminta kepada Kementerian Agama, Kementerian Perhubungan, dan maskapai penerbangan untuk memperjuangkan perubahan kebijakan di Arab Saudi,” katanya di sela kunjungan kerja di Arab Saudi pada Sabtu (4/2/2023) waktu Jakarta.

Diah mengatakan, perubahan kebijakan itu mengenai jadwal pemberangkatan pesawat jemaah Indonesia. Harapannya penerbangan haji Indonesia tidak mengambil hari terlalu panjang.

Diah mengatakan saat ini waktu yang tersedia masih cukup panjang. Dia memperkirakan waktu yang tersedia untuk melobi pemerintah Saudi masih ada 30-35 hari. Diah mengatakan apabila masa perjalanan haji dipangkas tujuh hari menjadi hanya 35 hari saja, maka komponen konsumsi dalam BPIH bisa ditekan hingga lebih dari Rp322 miliar.

“Itu baru efisiensi dari sisi konsumsi saja, belum dari sisi pelayanan, SDM dan sebagainya,” sambung politikus PDI Perjuangan tersebut.

Untuk teknis penerbangan, yang selama ini dianggap sebagai kendala pengurangan masa perjalanan haji, menurut Diah kini hal itu sudah bisa diatasi.

Diah mengatakan sekarang Bandara Jeddah sudah mengalami perluasan. Sehingga bisa menambah jumlah penerbangan. Ditambah lagi dengan keberadaan Bandara Taif yang bisa dimanfaatkan.

“Agar bisa merealisasikan haji 35 hari, maka dibutuhkan 15 kali penerbangan dalam sehari, dan Garuda Indonesia siap untuk itu,” ungkapnya.

Jadi tinggal bagaimana pemerintah Indonesia memperjuangkan rencana ini melalui lobi kepada Kerajaan Arab Saudi. Ia pun mengatakan, bahwa haji 35 hari tidak akan mengganggu rangkaian ibadah haji yang selama ini telah dilaksanakan. Termasuk pelaksanaan arbain di Madinah.

Ketua Pelaksana Harian Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (FK KBIHU) periode 2016-2022 Qasim Shaleh setuju dengan usulan haji cukup 35 hari. Ia menyebut, haji 35 hari sama sekali tidak akan mengganggu rangkaian ibadah haji. Dia menjelaskan inti dari ibadah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) hanya 6 hari. Kemudian ibadah tambahan berupa arbain, atau salat 40 waktu berturut-turut di Madinah hanya perlu 8 hari.

“Jadi sangat-sangat tidak mengganggu secara ibadah,” katanya.

Dia mengungkapkan, sebetulnya pengurangan masa haji ini sudah mereka usulkan kepada pemerintah. Apalagi, saat ini bandara di Jeddah sudah mengalami perluasan, sehingga jumlah penerbangan sangat mungkin bertambah.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook