Bawa Pesan Persaudaraan

Nasional | Selasa, 03 Desember 2019 - 10:29 WIB

Bawa Pesan Persaudaraan
Suasana Reuni Akbar 212 berjalan aman, tertib, dan lancar di kawasan Monumen Nasional Jakarta, Senin (2/12/2019). Dalam Reuni 212 ini massa meminta Imam Besar Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab segera dipulangkan dari Arab Saudi.(FB FRONT TV)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Persatuan Alumni (PA) 212 kembali menggelar Reuni Akbar 212 di kawasan Monas, Senin (2/12). Kegiatan ini berjalan aman, tertib dan lancar. Sebelumnya Aksi 212 pertama kali diadakan pada 2 Desember 2016 untuk mendesak Polri mempro­ses hukum mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok atas tuduhan menistakan agama. Sejak saat itu, Reuni 212 digelar setiap tahun di lokasi dan tanggal yang Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini mengapresiasi komitmen peserta Reuni 212 mengokohkan Pancasila dan UUD 1945. Serta mengawal terwujudnya keadilan bagi seluruh rakyat.

"Sudah seharusnya menjadikan reuni tersebut sebagai komitmen memperkuat persatuan umat dan bangsa," ujar Jazuli kepada JawaPos.com (JPG), Senin (2/12).


Acara yang berjalan tertib itu juga mendapat pujian dari Jazuli yang menilai kegiatan itu membawa pesan persaudaraan dan persatuan bagi seluruh masyrakat Indonesia.

"Mereka yang datang dengan semangat persaudaraan pasti menghadirkan kebaikan bagi negara dan bangsa kita," paparnya.

Lebih lanjut, legislator asal Banten itu menuturkan, reuni tersebut harus berorientasi untuk menjaga nilai-nilai kebaikan dan pilar kebangsaan.

"Momen ini juga sebagai upaya menjaga dan mengokohkan nasionalisme Indonesia yang sesuai Pancasila dan UUD 1945," ujar anggota Komisi I DPR itu.

Ia pun berharap pemerintah menangkap semangat yang dibawa peserta Reuni 212 secara positif dan konstruktif. Dia menilai seluruh pesan dalam reuni itu positif dan sejalan dengan cita-cita bernegara.

"Ini momen bagi pemerintah untuk melihat dan merefleksikan secara objektif peran umat Islam dalam sejarah bangsa Indonesia," ucap Jazuli.

Selain itu, lanjut dia, alumni 212 ini merupakan kekuatan umat yang besar dan bisa diberdayakan untuk membangun bangsa. "Semangat dan potensinya harus dapat diarahkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang dirasakan rakyat dan umat. Sehingga masa depan Indonesia jauh lebih baik, maju, adil dan sejahtera," ujarnya

Dalam Reuni 212 kemarin, tuntutan agar Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab segera dipulangkan dari Arab Saudi menggema.

"Kami minta Habib Rizieq Shihab segera dikembalikan ke Indonesia. Dikembalikan hak asasinya sebagai warga negara yang dilindungi kebebasannya," ujar Ketua Umum FPI Sobri Lubis saat melakukan orasi.

Senada dengan itu, Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Yusuf Martak juga menyuarakan hal serupa. Dia menyampaikan salam rindu yang dikirim Rizieq dari Tanah Suci.

"Saya sampaikan salam rindu, salam sayang pada yang hadir hari ini. Saya baru kembali dari kota suci Makkah," ucap Yusuf.

Dia mengatakan, sudah berusaha sekuat mungkin memulangkan Habib Rizieq. Bahkan niatnya, ingin menghadirkan Habib Rizieq pada reuni kemarin. Namun, usaha tersebut belum membuahkan hasil.

"Kita mendoakan agar segera pencekalan pengasingan Habib Rizieq Shihab bisa segera diselesaikan. Sebelum reuni 2020 Habib Rizieq sudah ada di tengah-tengah kita. Kalau tidak dipulangkan, kita tidak akan tinggalkan tempat ini," jelasnya.

Massa Reuni 212 juga memutar video orasi Habib Rizieq. Video tersebut dibuat Habib Rizieq dari Makkah. Dengan duduk bersila di depan sebuah meja yang dikelilingi buku-buku, Habib Rizieq bersikukuh masih dicekal oleh Kerajaan Arab atas permintaan Pemerintah Indonesia. Oleh karena itu, dia belum bisa pulang ke Tanah Air.

"Saya masih dicekal Pemerintah Arab Saudi dengan alasan keamanan atas permintaan Pemerintah Indonesia," kata Habib Rizieq dalam video tersebut.

Dia menyampaikan, keyakinannya bahwa masih ada pencekalan berdasarkan ucapan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Essam bin Abed Al-Thaqafi beberapa waktu ini. Menurut Habib Rizieq, Essam mengatakan masih berlangsung negosiasi antara pejabat tinggi negara untuk memulangkannya.

"Pernyataan Dubes Arab Saudi yang lalu itu sudah cukup sebagai pengakuan yang luar biasa, bahwa ada sesuatu dari Pemerintah Indonesia sendiri yang membust saya masih dicekal," imbuh Habib Rizieq.

Sementara itu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri Reuni 212. Saat memberikan sambutan yang diikuti ribuan umat Islam dari berbagai daerah itu, Anies diteriaki kata-kata presiden.

"Presiden! Presiden! Presiden!" ujar massa.

Anies menegaskan, Monas memang telah beberapa kali menjadi lokasi pelaksanaan Reuni 212. Oleh sebab itu, pihaknya mendukung hal itu karena mencerminkan keadilan yang diperlukan bangsa.

"Dengan terselenggaranya keadilan dan persatuan, Jakarta akan menjadi tempat yang baik," kata dia.

Menurut Anies, Indonesia memang memiliki keberagaman. Akan tetapi hal itu nyatanya juga dimiliki bangsa lain. Namun demikian, nilai persatuan Indonesia yang tercermin di acara 212, dinilai menghasilkan keadilan. Anies menyetujui, sebelumnya acara Reuni 212 memang dikhawatirkan banyak pihak. Akan tetapi, dia meyakinkan bahwa pelaksanaan kali ini berjalan aman, tertib dan damai.

Dalam pidatonya, Anies menyambut dengan baik para partisipan dan acara reuni itu sendiri. Bahkan secara gamblang ia mendukungnya. Anies menyatakan pemerintah DKI fokus pada pembangunan infrastruktur dan memberikan keadilan kepada masyarakat.

"Kami bukan sekadar ingin membangun infrastruktur fisik, justru yang menjadi perhatian adalah kami ingin menegakkan dan menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh warga Jakarta," kata Anies disambut tepuk tangan.

Anies menyoroti berbagai ketimpangan di berbagai aspek yang disebutnya sebagai masalah mendasar. "Ini salah satu masalah mendasar, ada ketimpangan, berbagai aspek. Karena itu semuanya yang ada di sini, mari kita tunjukkan, untuk kita hadirkan persatuan maka harus ada keadilan," ungkap Anies.(jpg/ted)

Laporan: JPG









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook