Panglima TNI Geram, Sebut Prajuritnya Langgar Pidana di Kanjuruhan

Nasional | Senin, 03 Oktober 2022 - 19:45 WIB

Panglima TNI Geram, Sebut Prajuritnya Langgar Pidana di Kanjuruhan
Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa geram atas perbuatan para prajuritnya yang terlibat dalam kerusuhan di Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. (MIFTAHULHAYAT/JAWA POS)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa geram atas perbuatan para prajuritnya yang terlibat dalam kerusuhan di Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. TNI tengah melakukan penyelidikan untuk melakukan proses hukum kepada prajurit yang melanggar.

Andika menilai, perbuatan para prajurit TNI di Kanjuruhan bukan lagi pelanggaran disiplin yang diselesaikan melalui internal TNI. Perbuatan tersebut dianggap sudah mengarah ke pidana.


“Memang yang viral itu, itu kan sangat jelas tindakan di luar kewenangan. Jadi kita tidak akan mengarah pada disiplin, tetapi pidana,” kata Andika di Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (3/10/2022).

Andika menilai, dari video yang beredar perbuatan para anggota TNI sudah di luar batas. Oleh karena itu, TNI tengah mengumpulkan bukti video lainnya untuk menelusuri semua anggota yang terlibat.

“Tidak boleh terjadi lagi dan bukan tugas mereka untuk melakukan yang terlihat di video itu,” tegas Andika.

Andika belum bisa memastikan jumlah prajurit yang melakukan pelanggaran. Karena saat ini proses penyelidikan masih berjalan.

Sebelumnya, kerusuhan pecah usai laga Arema Malang melawan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022). Pertandingan itu berakhir dengan skor akhir 2-3 untuk kemenangan Persebaya dan menjadi kekalahan kandang pertama Arema dari klub Surabaya itu dalam 23 tahun terakhir.

Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri mencatat data sementara jumlah korban meninggal dunia dalam tragedi kericuhan Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, sebanyak 125 orang.

Data sementara diperoleh dari hasil asesmen yang dilakukan Dokter Kesehatan (Dokes) Polda Jawa Timur dan Tim DVI pada Minggu, pukul 15.45 WIB.

“Data terakhir yang dilaporkan meninggal dunia 129 orang, tetapi setelah ditelusuri di rumah sakit terkait menjadi 125 orang,” kata Ketua Tim DVI Polri Brigjen Pol. dr. Nyoman Eddy Purnama Wirawan.

Selain korban tewas, insiden kemanusiaan itu melukai 232 orang. Para korban mengalami luka-luka karena terinjak, patah tulang, dislokasi, engsel lepas, mata perih, dan kadar oksigen rendah.

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook