JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Gelombang eksodus dari Wamena, Papua, terus berlangsung. Para pengungsi berharap dapat diberangkatkan ke kampung halaman atau meninggalkan daerah tersebut. Hingga kini mereka merasa ketakutan dengan situasi di Wamena.
Upaya mengakomodasi para pendatang untuk mengungsi ke daerah lain pun menggugah para dermawan dan lembaga kemanusiaan. Hari ini, Kamis (3/10) sebanyak 140 perantau asal Sumatera Barat (Sumbar) diterbangkan dari Bandara Sentani, Jayapura menuju Bandara Internasional Minangkabau (BIM).
Pengangkutan para pengungsi itu dilakukan oleh oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT) dengan program pesawat kemanusiaan. Direktur Humas ACT Lukman Azis Kurniawan mengatakan, pihaknya mencarter satu pesawat komersial jenis Boeing. Pesawat itu diterbangkan langsung dari Bandara Sentani, Jayapura menuju BIM. Pesawat itu mengangkut para pengungsi dari Wamena menuju Sumbar.
“Penerbangan kami langsung, tidak transit. Karena pesawatnya carteran. Ini supaya para pengungsi lebih tenang dan segera ketemu saudaranya di kampung halaman,” ungkap Lukman kepada JawaPos.com, Kamis (3/10).
Lukman yang turut berada di Sentani menyebut, penerbangan berlangsung pada Kamis (3/10), pukul 16.00 WIT. Setelah membantu memulangkan para pengungsi asal Sumbar tersebut, ACT juga akan mengangkut ribuan pengungsi dengan kapal kemanusiaan. Para pengungsi itu berasal dari Makassar atau warga sekitar Sulawesi dan Jawa. “Kapalnya nantinya akan berlabuh di Makassar dan Surabaya,” imbuhnya.
Dalam pengiriman pengungsi ke kampung halaman ini ACT tidak memungut biaya. Pengungsi dibawa secara gratis. “Kami membantu saudara-saudara di Wamena atas bantuan dari para dermawan. Para pengungsi sangat membutuhkan uluran tangan bantuan dari para dermawan agar bisa bangkit atas kerusuhan di Wamena,” imbuhnya.
Sebelumnya eksodus menuju Sumbar juga diangkut dengan pesawat TNI-AU oleh pemerintah. Jumlahnya sudah ratusan orang lebih. Selain itu, ada juga dengan pengangkutan 396 pengungsi dengan kapal Pelni dari Jayapura menuju Tanjung Priok, Jakarta. Pengungsi itu berasal dari beragam daerah sesuai dengan tujuan pelayarannya. Mulai dari Bau-bau, Makassar, Surabaya, dan Tanjung Priok.
Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT PELNI Yahya Kuncoro menyebut, pengungsi itu berlayar dengan tujuan Bau-bau, Makassar, dan Tanjung Priok, Jakarta. Untuk ke Makassar sebanyak 209 pengungsi, Bau-bau (16 pengungsi), dan Tanjung Priok (144 pengungsi).
Semuanya diangkut dengan KM Ciremai. Adapun pelayaran menuju Tanjung Priok memakan waktu hingga tujuh hari. “Pelayaran dimulai hari ini (Selasa, 1/10),” sebut Yahya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman