SIAPA pun orangnya pasti ingin jadi muridnya. Berapa pun umur Anda pasti ingin berada di kelas itu. Jadi siswa guru itu.
Ia sangat perhatian. Ia jadi pendengar yang baik. Ia pandai membesarkan hati. Ia begitu menghargai. Pokoknya Dan Jewett adalah guru pujaan.
Pun wanita kaya-raya, terkaya ketiga di dunia, terpikat pada guru Jewett: MacKenzie Scott. Anda sudah tahu siapa Scott: janda Jeff Bezos, pemilik Amazon. Ketika bercerai dengan Bezos, dua tahun lalu, Scott mendapat gono-gini sebesar USD 38 miliar, sekitar Rp570.000.000.000.000.- Selama dua tahun menjanda Scott tetap tinggal di kota Seattle, negara bagian Washington. Anak-anaknyi sekolah di mana guru hebat itu mengajar. Di sekolah itulah Scott berkenalan dengan Jewett. Sejak masih menjadi istri Bezos.
Setelah dua tahun menjanda, Scott bikin kejutan diam-diam: ada perubahan di isi ‘’company profile’’ Giving Pledge, lembaga sedekah milik orang-orang terkaya. Di situ status Scott tidak lagi sendiri. Ia sudah kawin dengan Dan Jewett. Tanpa disebut siapa Jewett. Kapan kawin. Apalagi mengapa dia pilih seorang guru.
Medialah yang kepo: siapa pria yang mendapat durian runtuh itu. Diketahuilah ia guru kimia. Ia mengajar di sekolah di mana 4 anak Scott (3 laki-laki dan 1 wanita yang diadopsi dari Tiongkok) menjadi siswanya. Dulu. Tidak banyak lagi info yang bisa didapat. Ada. Sedikit lagi. Scott mengawini Jewett Maret tahun lalu. Bahwa tidak banyak info karena orang terkaya di dunia harus diamankan kehidupan pribadinyi.
Nama sekolah di Seattle itu Bush School. Tidak ada hubungannya dengan Presiden Bush. Tapi Jewett pernah jadi guru juga di nun jauh di pantai timur: Pennsylvania. Yakni di SMA Bryn Mawr di kota Harriton.
The Bush School memang selalu cari guru-guru istimewa. Sekolah di pantai barat itu bisa melakukan apa saja. Semua anak keluarga terkaya di dunia, Jeff Bezos, sekolah di situ.
Tapi bukan karena itu. Sekolah ini sudah ternama puluhan tahun. Dua tahun lagi umurnya sudah 100 tahun. Awalnya hanya TK. Didirikan oleh Helen Taylor Bush. Di rumahnyi sendiri di Seattle. Di kawasan timur pusat kota yang lebih banyak tamannya daripada bangunannya. The Bush School tidak jauh dari Danau Washington yang besar dan teduh. Itu tahun 1924 –belum lama setelah perang dunia pertama. Dengan murid awal 6 orang.
Waktu Scott kawin, guru sekolah itu tidak ada yang tahu. Tidak diumumkan. Setelah jadi suami Scott pun, Jewett juga tidak tampil. Scott sendiri juga jarang muncul. Padahal Scott punya banyak sekali kegiatan sosial. Bercerai dari Bezos saja sudah heboh. Lebih heboh lagi karena dia bikin keputusan gila: menyumbangkan separo kekayaannyi untuk kegiatan sosial. Setelah menyumbang itu kekayaannyi ‘’tinggal’’ sekitar Rp 400 triliun. Kini sudah naik lagi menjadi sekitar Rp 500 triliun –uang itu sudah secara alamiah sudah bisa berkembang biak sendiri. Salah satu kegiatan sosial yang dia biayai adalah: anti-bully. Yakni agar bully-mem-bully tidak terus berkembang. Sampai menghancurkan kejiwaan anak-anak di sekolah.
Ketika Scott memilih kawin dengan guru Jewett, semua bertanya: apa hebatnya Jewett di mata Scott. Yang sudah pasti Jewett dua tahun lebih muda. Yang juga pasti: soal kepribadian Jewett yang sangat perhatian tadi.
Tapi guru hebat Jewett ternyata belum tentu hebat sebagai suami. Istrinya bukanlah seorang murid. Sang istri, berotot luar dalam.
Perkawinan itu ternyata sangat singkat. Tidak sampai dua tahun. Mereka bercerai. Juga diam-diam. Tiba-tiba saja nama Jewett hilang dari website kegiatan sosial Scott. Lalu wartawan menelusuri penyebabnya. Gagal. Mereka benar-benar cerai tanpa tahu kenapa. Yang jelas Scott yang mengajukan gugatan cerai ke pengadilan.
Maka perceraian diam-diam ini pun jadi sumber bully tidak habis-habisnya.
“Kalau saya punya uang sebanyak yang dia punya, saya tidak akan kawin lagi,” tulis netizen. Maksudnya, setelah cerai dengan Bezos, tidak akan menikahi Jewett, meski sama-sama tinggi besar dan kepala plontos.
“Menikah dalam posisi seperti dia tidak ada gunanya. Lebih baik hidup bersama saja,” ujar yang lain. “Bisa jadi, bagi sang guru, perkawinan itu juga bencana. Pasti ia tidak bisa diterima oleh komunitas Scott,” kata yang lain.
Tentu ada juga bully yang nyinyir. “Jangan-jangan ternyata tidak bisa dapat banyak,” tulis salah satunya. “Rasanya, sekarang ini, ia lagi dalam perjalanan menuju ke sebuah bank sambil tertawa-tawa,” tulis nyinyir yang lain.
Ada juga komentar yang amat serius. “Orang berpikir mudah saja bisa mendapat cinta bagi yang punya banyak sekali uang seperti dia. Kenyataannya justru super sulit bagi yang punya uang untuk mendapatkannya”. Kelihatannya komentator yang terakhir ini wanita, punya banyak uang dan punya pengalaman serupa.
Atau jangan-jangan Scott ingin menulis novel lagi. Ia memerlukan pengalaman batin yang baru sebagai pengayaan ide.
Scott memang seorang penulis novel. Salah satu novelnyi mendapat penghargaan sastra di Amerika: The Testing of Luther Albright. Novel ini mendapat komentar bagus dari seorang pemenang hadiah nobel sastra.
“Ini novel yang canggih yang bisa menghancurkan dan menggembungkan hati. Ia bicara tentang seorang ayah yang masuk ke dalam suasana teror sehari-hari. Teror itu jenis yang bisa mengubah pengabdian menjadi keputusasaan, kepercayaan menjadi pengkhianatan, cinta menjadi kehilangan,” tulis Toni Morrison, si peraih Nobel. “Daya tarik novel Scott ini tak tertahankan,” tulis Morrison.
Toni Morrison adalah juga seorang novelis wanita. Kulit hitam Amerika. Hadiah Nobel sastra itu dia peroleh lewat novel Song of Solomon. Saya membeli novel Morrison delapan tahun lalu di Missouri.
Scott sendiri pernah menjadi mahasiswi Morrison. Yakni ketika Scott masih kuliah di California untuk mata pelajaran penulisan kreatif. Scott, kata Morrison seperti dikutip New York Times, mahasiswa terbaiknyi di mata kuliah itu.
Scott menulis novel The Testing of Luther Albright ketika sudah menjadi istri Bezos. Setelah anak-anaknyi lahir. Tahun 2005. Dia kawin dengan Bezos tahun 1993.
Kisah Scott, Anda sudah tahu: Ketika lulus kuliah Scott langsung bekerja di perusahaan yang didirikan Bezos. Scott ikut mempersiapkan Amazon menjadi besar. Berbagai negosiasi penting di awal Amazon Scott-lah yang melakukan.
Pasangan yang sama-sama membesarkan perusahaan ini lantas menikah. Selama 25 tahun. Punya 3 anak laki-laki. Begitulah perjalanan perkawinan. Ada kawin ada cerai. Inilah perceraian termahal. Scott dapat gono gini begitu besar.
Scott bukan wanita yang hanya dapat durian runtuh. Ia ikut menanam durian itu. Dan setelah cerai pun, Scott masih ikut jalan Bezos. Dia ikut mendaftar sebagai anggota The Giving Pledge. Itulah peguyuban orang-orang super kaya yang ingin menyumbangkan sebagian besar kekayaan mereka ke kegiatan sosial.
Lembaga itu didirikan oleh dua orang terkaya di dunia: Bill Gate dan Warren Buffett. Sampai sebelum pandemi kemarin, anggotanya 158 orang. Begitu didirikan tahun 2010, tahun itu juga, anggotanya sudah 40 orang. Nilai uang yang disumbangkan sudah mencapai USD 125 miliar. Kini jumlah itu diperkirakan mencapai USD 600 miliar.
MacKenzie Scott menjadi anggota nomor 55. Daftar dan urutan anggota The Giving Pledge bisa dilihat di handphone Anda.
Uang mereka itu tidak dikumpulkan di Giving Pledge. Terserah masing-masing. Giving Pledge juga tidak menentukan peruntukannya. Giving Pledge hanya perkumpulan orangnya.
Giving Pladge juga punya website. Perubahan apa pun di anggotanya dimuat di situ. Termasuk profil anggotanya. Di situlah orang tahu, anggota Giving Pladge No 55 ternyata sudah berstatus istri Dan Jewett sejak tahun 2021. Di situ pula orang tahu si nomor 55 sudah menceraikan Dan Jewett.
Orang kaya sama saja dengan yang tidak kaya: dalam hal cinta. Sama juga dengan Lesti Kejora. Atau siapa saja.***