Deklarasi Banjar Perkuat Pencegahan Kebakaran Gambut

Nasional | Rabu, 02 Mei 2018 - 11:11 WIB

Deklarasi Banjar Perkuat Pencegahan Kebakaran Gambut
DEKLARASI: Sebanyak 14 peserta perwakilan dari tujuh provinsi mendeklarasikan dengan menyatakan komitmen mereka untuk menjaga lingkungan, Senin (30/4/2018) lalu di acara Jambore Masyarakat Gambut 2018, Banjar. (BRG FOR RIAU POS)

BANJAR (RIAUPOS.CO) - Jambore Masyarakat Gambut 2018 di Banjar, Kalimantan Selatan sejak Sabtu (28/4) telah ditutup pada Senin (30/4) lalu. Petani dari 265 desa dan kelurahan dari 7 provinsi target restorasi gambut  antara lain Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Papua.

Selama  tiga hari peserta mengikuti sejumlah kegiatan mengelola  pertanian Gambut  yang baik, bertemu praktisi bisnis dan seniman guna meningkatkan kemampuan menambah nilai produk dan kerajinan gambut .

Baca Juga :2.077 Sekat Kanal Sudah Dibangun di Riau

Menurut Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead, peserta juga mendapatkan pengetahuan teknis untuk pemeliharaan Sekat Kanal dan Sumur Bor .  

"Pengelolaan lahan tanpa bakar dan pemberdayaan kelompok masyarakat untuk kegiatan padat karya pembangunan sekat kanal dan sumur bor adalah bukti bahwa BRG selalu berada pada kepentingan rakyat," kata Nazir.

Dalam pertemuan tersebut, 14 peserta perwakilan dari tujuh provinsi mendeklarasikan dengan menyatakan komitmen mereka untuk menjaga lingkungan.

Mereka mendeklarasikan di hadapan Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead, Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor dan Duta Besar Kerajaan Norwegia serta para pejabat Pemerintah Pusat dan daerah yang hadir pada acara tersebut.

Empat hal yang menjadi pernyataan termuat dalam Deklarasi Banjar tersebut diantaranya. Pertama, mendukung Pemerintah Republik Indonesia dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan melalui program restorasi gambut. Kedua, siap berpartispasi aktif dalam upaya perlindungan ekosistem gambut secara terencana sistematis dan terpadu berbasis kerjasama antar desa atau kawasan.

Ketiga, siap menerapkan pemanfaatan ekosistem gambut melalui Pengolahan Lahan Tanpa Bakar secara berkelanjutan demi kesejahteraan masyarakat petani. Dan yang keempat, mendesak pemerintah agar mempercepat dan memperluas program restorasi gamabut berbasis desa dan komunitas.

Jambore ini menjadikan ajang promosi produk pertanian gambut dari wilayah masing masing. Para petani dan organisasi pendamping bersemangat mengikuti pameran dan pasar gambut. Kelompok masyarakat gabungan desa desa binaan BRG menyatakan bahwa selama dua hari Jambore mereka medapat omset penjualan sebesar 8 juta rupiah. Inilah salah satu hasil Jambore untuk memperkuat ekonomi masyarakat desa gambut.(rls)

Editor: Eko Faizin









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook