Sejauh ini, kata Husni, tak ada kendala atau larangan dari pihak manapun terkait keberangkatan mereka ke Jakarta. Ditanya soal sumber pembiayaan keberangkatan umat Islam dari Riau ke Jakarta, menurut Husni, mereka pada umumnya menggunakan dana pribadi.
“Mereka telah menyumbangkan waktu dan tenaga mereka. Ada juga yang tidak bisa pergi, tapi menyumbangkan infak sedekahnya. Intinya, kita saling berbagi, saling melengkapi,” ujar dia.
Disinggung juga terkait adanya aksi tandingan di hari yang sama di Jakarta, Husni tak menghiraukan itu. “Ya, kalau mau bikin, bikinlah. Kamu kamu, saya saya. Mari kita jaga keamanan, jaga ketertiban,” katanya.
Jangan sampai, kata Husni, aksi damai yang mereka lakukan dilarang oleh pihak tandingan tersebut.
“Kami laksanakan kegiatan di Monas, jangan dihalang-halangi pula. Semua anak-anak bangsa memiliki hak yang sama, selagi itu tidak melakukan tindakan anarkis, dan provokatif. Kegiatan yang dilakukan umat Islam, in sya Allah memberikan kebaikan dan keberkahan. Allahu Akbar,” tegasnya.
Terpisah, Ketua Gerakan Masyarakat Menuntut Keadilan (GMMK) Riau Yana Mulyana mengatakan, umat Islam dari Riau, akan datang lebih banyak dari tahun sebelumnya. “Banyak sekali dari Riau yang menyatakan mau pergi. Yang mendaftar lewat saya sudah 3.200 orang,” ujar Yana.
Yana menjelaskan, peserta datang secara bertahap. Mereka berangkat mulai dari menggunakan pesawat, bus, hingga kendaraan pribadi. Keberangkatan mereka juga berdasarkan kemauan sendiri tanpa adanya paksaan.
“Tujuan kami dari GMMK Riau untuk bersama dengan umat Islam se-Indonesia menunjukkan pembelaan terhadap Islam. Karena saat ini ada banyak kejadian. Seperti kriminalisasi ulama, pembakaran kalimat tauhid, serta persekusi terhadap umat Islam. Ini yang menjadi tujuan kita bersama,” tegasnya.