Stok Keperluan Pokok Berlebih, tapi Harga Melambung

Nasional | Minggu, 13 Mei 2018 - 10:12 WIB

Demikian juga untuk ketersediaan telur ayam.  Pada tahun 2018, terdapat produksi sebanyak 2.968.954 ton dengan jumlah keperluan konsumsi 2.766.760 ton. Maka diperoleh kelebihan stok nasional sebanyak 202.195 ton.

Khusus untuk ketersediaan telur selama bulan puasa dan Idul Fitri (Mei–Juni 2018), produksi dalam negeri adalah sebesar 521.335 ton dibanding jumlah keperluan sebanyak 485.831 ton.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

”Sehingga ada kelebihan stok sebanyak 35.504 ton,” jelas Ketut.

I Ketut menekankan, jika dilihat dari data ketersediaan ayam, daging ayam dan telur saat ini yang berada dalam posisinya surplus/berlebih, bahkan sudah ekspor ke beberapa negara, seharusnya tidak terjadi kenaikan harga. Namun, ada faktor eksternal.

“Kami harapkan harganya stabil terjangkau, jika naik pun diharapkan tidak terlalu tinggi,” ucapnya.

Ketut juga menyampaikan bahwa sebelumnya, Ditjen PKH Kementan telah melakukan rapat koordinasi dengan para pelaku usaha perunggasan, baik integrator maupun peternak mandiri pada tanggal 5 Mei 2018 di Bali. Dalam pertemuan dimaksud, para pelaku usaha meyakinkan pemerintah bahwa tidak ada kenaikan harga anak ayam DOC (Day Old Chicken) Final Stock (FS) ayam dewasa, daging ayam dan telur selama bulan puasa dan Idul Fitri.

Saat ini, para pembibit menjual DOC FS dengan harga kurang dari Rp5.800 per ekor.

”Isu kelangkaan dan kenaikan harga DOC FS lebih karena ulah oknum broker yang memanfaatkan suasana harga ayam yang bagus dan menghadapi bulan puasa serta lebaran sehingga para peternak ramai-ramai mengisi kandangnya secara bersamaan,” jelas Ketut.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook