JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pergeseran di pimpinan puncak badan usaha milik negara (BUMN) kembali terdengar. Setelah direktur utama Pertamina diganti, kini kabar penggantian direktur utama Perum Bulog juga mencuat.
Bukan hanya kabar penggantian, namun nama yang akan menjabat di badan usaha yang mengatur tentang logistik tersebut juga mencuat. Dia adalah Komjen Budi Waseso, pria yang baru saja pensiun dengan jabatan terakhir Kepala Badan Narkotika Nasional.
Rencana pengangkatannya itu merupakan kelanjutan dari perombakan direksi di BUMN strategis terus dilakukan Kementerian BUMN. Kemarin, Dirut Perum Bulog Djarot Kusumayakti memang dipanggil ke Kementerian BUMN.
Informasinya, hal tersebut berkaitan dengan rencana penggantian posisi puncak Bulog. Saat dicegat wartawan seusai pertemuan, Djarot mengaku proses penggantian dirinya belum final. "Hari ini (kemarin, red) saya disuruh kembali ke kantor dengan jabatan yang sama, untuk sementara ini," ujarnya di kantor Kementerian BUMN Senin (23/4).
Menurut Djarot, dirinya juga masih menunggu kepastian perihal rencana penggantiannya. Terkait informasi bahwa penggantiannya ditunda sampai Rabu besok, Djarot enggan berkomentar. "Nunggu kepastian. Masih belum ada yang bisa disampaikan," katanya.
Meski demikian, Djarot mengungkapkan bahwa dirinya akan menerima apa pun keputusan Kementerian BUMN. "Ya, namanya anak buah, apa pun pasti di atas sudah berpikir yang terbaik," terang Djarot.
Sebelumnya, Sekretaris Kementerian BUMN Imam S Putro juga enggan berkomentar terkait informasi Buwas bakal menggantikan Djarot sebagai Dirut Bulog. "Kata siapa, nanti ditunggu saja kalau ada kepastiannya," ucapnya.
Mencuatnya nama Buwas sebagai kandidat Dirut Bulog dipandang sebagai upaya pemerintah untuk memberikan sosok tegas. Itu berhubungan dengan kerja keras Bulog yang harus menghadapi kelompok-kelompok mafia pangan. "Ketegasan memang jadi modal utama Dirut Bulog. Buwas punya itu," ujar Direktur Studi Pertanian Universitas Padjadjaran Ronnie S Natawijaya.