JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kemendikbud tidak bisa memungkiri, fakta bahwa tingkat pencairan uang Kartu Indonesia Pintar (KIP) masih rendah. Dari 17,9 juta sasaran KIP, tingkat pencairannya baru 18,7 persen. Namun Kemendikbud optimis di akhir tahun nanti tingkat pencairannya di atas 90 persen.
Optimisme itu disampaikan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud Hamid Muhammad di Jakarta, Senin (4/9). Dia mengatakan, target pencairan KIP yangencapai 90 persen di akhir tahun itu bukan asal-asalan optimisme. ‘’Acuannya mengaca pada tingkat pencairan KIP periode 2015 dan 2016,’’ kata pejabat asal Madura itu.
Hamid menegaskan bahwa Kemendikbud memegang kunci percepatan penyaluran KIP dari kas negara ke bank. Sementara percepatan pencairan dari bank ke rekening siswa, perlu dukungan pemda, dinas pendidikan setempat, sampai kepala sekolah. Dia juga mengatakan, pencairan uang KIP tidak harus dicairkan sekaligus. Sebab siswa juga punya hak untuk menyimpan atau menabung uang KIP yang menjadi haknya.
Pejabat yang merangkap Plt Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud itu juga sudah menyurati dinas pendidikan provinsi, kabupaten, dan kota seluruh Indonesia. Isinya supaya seluruhnya aktif untuk mempercepat pencairan KIP. Di dalam surat itu juga dilampirkan skenario percepatan pencairan KIP.
Misalnya untuk jenjang SD dan SMP, pada Oktober nanti tingkat pencairannya harus lebih dari 50 persen. Lalu diharapkan bisa 100 persen di Desember. Kemudian di jenjang SMA dan SMK di angka 90-an persen. Selanjutnya pada periode Desember diharapkan sudah 100 persen.
Hamid menuturkan di surat itu tidak hanya dibahas pencairan KIP 2017 saja. Tetapi juga KIP 2016 yang belum dicairkan. Untuk seluruh jenjang, ada 2.454.390 anak belum mencairkan KIP. ‘’Bagi yang belum mencairkan KIP 2016, saya berharap Agustus 2017 sudah beres,’’ tuturnya.