”Dampak kolera adalah dehidrasi karena cairan keluar ketika buang air dan muntah,” tuturnya.
Mengingat hal ini, persediaan cairan dianggap perlu. Eka pun juga menyarankan agar setiap jamaah yang memang memiliki riwayat penyakit harus membawa obat pribadi. Hal ini sebagai langkah antisipasi jika terjadi gawat darurat.
Sementara itu Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehata dr Wiendra Woworuntu menambahkan untuk menghindari jamaah haji asal Indonesia terserang kolera maka panitia akan menyekrining setiap makanan dan minuman yang diberikan.
”Jamaah juga harus melihat kedaluwarsa dan kualitas makanan yang didapat dari luar,” sarannya.
Kementerian Kesehatan telah melakukan tes kesehatan tahap kedua. Dari pemeriksaan tersebut, pemerintah mendapatkan data bahwa 63 persen jamaah calon haji (JCH) Indonesia berisiko kesehatannya. Sebab kebanyakan JCH berusia lanjut. Untuk menandai mereka yang memiliki sakit, maka pemerintah telah memberikan tanda berupa gelang berawarna merah, kuning, dan hijau. Gelang tersebut akan diberikan saat di embarkasi.