Dadi juga mengusulkan supaya Kemenag menata kembali pelaksanaan manasik. Dia kerap menemukan manasik di tingkat KUA tidak berjalan optimal. Pasalnya semua pegawai di KUA belum pernah berhaji. Sehingga bakal menemukan kesulitan untuk memimpin pelaksanaan manasik haji.
Terkait dengan materi manasik, dia menuturkan tidak sebatas urusan ritual peribadan saja. Tetapi juga disispkan materi tentang sejarah haji. Lalu juga materi lintas budaya (cross culture). Jamaah haji Indonesia harus dibekali bagaimana caranya berkomunikasi dengan penduduk Saudi maupun jamaah haji dari negara lainnya.
Tambah lebih baik lagi jika di manasik haji jamaah diajari percakapan sederhana bahasa Arab sehari-hari. ’’Misalnya menawar barang dengan bilang khomsah riyal (lima riyal, red),’’ katanya.(wan)
Laporan: JPG
Editor: Fopin A Sinag