JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Jumlah tatap muka manasik haji tahun ini ditambah. Dari sebanyak enam kali tahun lalu, menjadi sepuluh kali. Bagi Kementerian Agama (Kemenag) pembekalan dan persiapan haji harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Abdul Jamil mengatakan, penambahan jumlah tatap muka manasik haji itu hasil masukan dari tim di Kantor Urusan Agama (KUA). Dia menuturkan pembina haji di tingkat KUA merasa pembekalan haji dalam empat kali tatap muka di tingkat kecamatan, masih kurang.
Jamil mengatakan tahun lalu enam kali tatap muka manasik haji, terbagi empat kali di kecamatan dan dua kali di kabupaten/kota. "Sedangkan kalau jadi 10 kali nanti, maka tujuh kali manasik di kecamatan dan tiga kali di kabupaten/kota," katanya di Jakarta Rabu (17/2/2016). Mantan Dirjen Bimas Islam Kemenag itu menuturkan, kepastian jumlah manasik ini diputuskan dalam rapat Panja BPIH Kemenag dan DPR yang sekarang masih berlangsung.
Mantan Rektor IAIN Walisongo Semarang itu berharap dengan penambahan pertemuan manasik jamaah haji bisa maksimal hajinya. Baginya tanda-tanda berhaji yang maksimal adalah, terjadi perubahan perilaku antara sebelum dengan sesudah berhaji. ’’Esensi dari haji itu disitu,’’ tuturnya.
Pengamat haji dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dadi Darmadi menyambut baik penambahan jumlah tatap muka manasik haji itu. Namun yang lebih penting baginya adalah manajemen pelaksanaan manasik. ’’Manasik jangan dilaksanakan mepet dengan pemberangkatan,’’ katanya.
Idealnya manasik dari Kemenag dilaksanakan empat bulan sebelum keberangaktan. Bukan seperti sekarang ini yang dilaksanakan sebulan jelang keberangkatan. Sehingga dia menemukan banyak pertemuan manasik yang dimampatkan dan dikurangi durasi pertemuannya.
Dia mengaku pesimis manasik haji tahun ini bakal dilaksanakan jauh-jauh hari sebelum keberangkatan. Sebab Kemenag masih menuggu urusan pembiayaan yang terkait dengan penetapan BPIH. ’’Manasik itu perlua uang. Diantaranya untuk menghadirkan jamaah sendiri dan pemateri,’’ katanya.
a