“Indonesia adalah satu-satunya negara yang bisa mengamati fenomena GMT 2016 dari daratan. GMT ini hadir 350 tahun sekali. Karena itu, dari sisi promosi pariwisata, tema ini sangat seksi. Itu terbukti, sejak akhir tahun 2015 lalu sudah kami promosikan di banyak negara, dan hasilnya sangat signifikan,” kata Menpar Arief Yahya.
Dia mencontohkan Palu, Sulawesi Tengah. Sejak Desember 2015, semua hotel sudah di-reservasi dari yang berbintang sampai melati. Semua hotel sudah penuh, sampai-sampai Kemenpar berkoordinasi dengan PT Pelni untuk mengerahkan beberapa kapal besar sebagai “hotel berjalan” di perairan yang dilintasi GMT tersebut.
“Terbanyak adalah Wisman dari Jepang,” sebut Arief Yahya.
Mengapa Jepang begitu tertarik dengan GMT itu, menurut Arief, karena di negara yang banyak mempercayai Shinto itu, menjadikan mahatari sebagai dewa. Pada 9 Maret 2016 itu, sebagian wilayah Indonesia akan menjadi gelap gulita karena GMT.
“Ada tiga fenomena GMT yang bakal diburu wisatawan. Baily’s Beads, efek cincin berlian dan kromosfer matahari. Dan fenomena tadi cuma bisa disaksikan di Indonesia,” terang Arief Yahya didampingi Deputi Bidang Pengembangan Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti.
Esthy sadar ada potensi besar di dalamnya. Kemenpar pun langsung action. Menurut wanita berkerudung itu, Kemenpar telah menginstruksikan kepada 12 daerah yang menjadi perlintasan GMT untuk menyiapkan paket-paket wisata yang menarik. Misinya, menggapai target 100 ribu kunjungan wisatawan asing serta 5 juta wisatawan lokal ke-12 provinsi yang akan dilewati GMT.
Sumatera Selatan membuat glowing night run, ritual komunitas supranatural, festival lomba foto internasional, barongsai sepanjang 30 meter, tur edukasi untuk anak sekolah serta performace seni budaya dan kuliner GMT.
Bangka Belitung menggelar seminar pariwisata, Belitung Photography Trip, Belitung Ultra Beach Run, Belitung Lantern Run, pameran foto dan film, seni instalasi, lomba membatik, karnaval budaya, atraksi permainan tradisional, sholat gerhana serta menyaksikan GMT secara massal di Pantai Terentang.
Kalimantan Tengah tak mau ketinggalan. Untuk GMT 2016, Kalimantan Tengah menyiapkan lomba kesenian daerah, kuliner, fotografi, fashion show serta pentas budaya lokal. Kalimantan Timur, memilih pesta laut, lomba perahu naga, tarian peraga serta Balikpapan Borneo Travel Mart.