2024, Presiden Minta Tekan Inflasi hingga 2,5 Persen

Nasional | Jumat, 01 September 2023 - 09:54 WIB

2024, Presiden Minta Tekan Inflasi hingga 2,5 Persen
Presiden Joko Widodo membuka Rapat Kerja Nasional XVIII Himpunan Pengusaha Muda Indonesia di Nusantara Hall ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis (31/8/2023). (MUCHLIS JR/ SETPRES)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Inflasi Indonesia berada di angka 3,08 persen pada Juli lalu. Menurut Presiden Joko Widodo, angka ini merupakandampak dari bauran kebijakan. Pemerintah daerah juga turut untuk mengendalikan inflasi.Kamis (31/8) Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi Tahun 2023 yang digelar di Istana Negara Jakarta.

Kepala Negara mengapresiasi Tim Pengendalian Inflasi baik di tingkat pusat maupun daerah di seluruh Indonesia yang telah berhasil mengendalikan inflasi nasional. “Kita bisa mengendalikan harga barang dan jasa,” ujar Jokowi dalam sambutannya.


Menurut Jokowi, pemerintah Indonesia tidak melakukan pengendalian inflasi hanya melalui bank sentral seperti yang dilakukan oleh negara lain. “Kita tidak, kita kombinasi. Ada kebijakan moneter, fiskal, dan juga pengecekan di lapangan secara langsung,” ungkapnya.

Dia menginstruksikan jajaran pemerintah daerah  melakukan pengendalian inflasi melalui dua strategi utama. Pertama dengan strategi jangka pendek, yakni pemda terbuka dalam mengintegrasikan data stok neraca pangan daerah masing-masing. “Koordinasi antardaerah, mana yang kelebihan, mana yang kurang segera disambungkan sehingga saya titip jangan ego daerah itu dikedepankan karena kita ini NKRI,” ucapnya.

Selanjutnya, Jokowi juga mendorong pemda untuk meningkatkan cadangan pangan guna menjaga stabilitas stok dan harga bahan pangan daerah. “Segera koordinasi jika ada masalah. Seperti di Papua kemarin (kasus kelaparan) memang tidak ada stok sama sekali. Untuk itu didrop dari Jakarta. Tidak boleh seperti itu,” ujarnya.

Dia mengingatkan jika stok Bulog 1,6 juta ton dan dalam perjalanan ada 400.000 ton. Sementara banyak negara sudah tidak mau untuk mengekspor hasil pangannya untuk melindungi cadangan dalam negerinya.

Di samping itu, Jokowi mengatakan bahwa pemda dapat mengoptimalkan fiskal daerah dengan menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) untuk mengintervensi pasar. Taregt dari Bank Indonesia, inflasi tahun depan adalah 2,5 persen plus minus 1 persen.  Untuk itu perlu intervensi daerah juga.

Sementara untuk strategi jangka panjang, Presiden meyakini penguatan sarana prasarana pertanian dapat menjadi salah satu kunci pengendalian inflasi. Menurutnya, setiap tahun permasalahan inflasi selalu ada pada komoditas bahan pangan yang relatif sama. “Daging ayam bolak-balik setahun masa muncul masalah terus. Cari investor, bikin peternakan di provinsi atau daerah,” ujarnya.(han/dee/lyn/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook