Booster Kedua untuk 1,9 Juta Tenaga Kesehatan

Nasional | Senin, 01 Agustus 2022 - 08:31 WIB

Booster Kedua untuk 1,9 Juta Tenaga Kesehatan
Seorang warga meringis saat disuntikkan vaksin booster di Posko Vaksinasi Terminal Bandar Raya Payung Sekaki, pekan lalu. Pemerintah mulai menjalankan program vaksinasi booster kedua untuk tenaga kesehatan, Jumat (29/7/2022). (EVAN GUNANZAR/RIAUPOS.CO)

JAKARTA (RIAUPO.CO) - Covid-19 di Indonesia masih tinggi. Vaksinasi jadi salah satu cara untuk mengurangi kasus keparahan. Booster kedua pun dimulai. Booster kedua atau suntikan keempat untuk vaksin Covid-19 sudah dilakukan untuk 1,9 juta tenaga kesehatan. Programnya dimulai Jumat lalu (29/7).

"Sesuai SE (Surat Edaran, red), pelaksanaan dosis booster dilaksanakan di seluruh Indonesia bagi SDM kesehatan yang sudah mendapatkan dosis booster satu minimal enam bulan yang lalu," kata Plt Direktur Pengelolaan Imunisasi Ditjen P2P Kementerian Kesheatan Prima Yosephine, Ahad (31/7).


Surat Edaran yang dimaksud adalah surat bernomor HK.02.02/C/3615/2022 tentang Vaksinasi Covid-19 Dosis Booster ke-2 bagi SDM Kesehatan. Vaksin yang digunakan adalah Sinovac, Astra Zeneca, Pfizer, Moderna, dan Sinopharm. Untuk penyuntikannya sendiri disesuaikan dengan ketersediaan vaksin di masing-masing daerah. Sasarannya sendiri ada 1,9 juta SDM kesehatan.

Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) sendiri telah memberikan persetujuan pemberian ini. Rekomendasi diberikan melalui surat nomor ITAGI/SR/11/2022 pada 27 Juni lalu. Latar belakangnya adalah makin banyaknya jumlah tenaga kesehatan yang terinfeksi Covid-19.

Juru Bicara Pemerintah terkait Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menuturkan, ada penelitian dari vaksinasi dosis keempat ini. Menurutnya COV-Boost merilis bahwa penyuntikan dosis keempat vaksin m-RNA ini efektif meningkatkan level antibodi dan imunitas.

"Pemberian dosis keempat akan tetap mengikuti skala prioritas seperti vaksinasi yang dilakukan sebelumnya," tuturnya.

Untuk awalnya, memang tenaga kesehatan. Namun bisa jadi ke depannya juga bisa diberikan untuk mereka yang di luar tenaga kesehatan.

Wiku menyatakan bahwa booster pertama meningkat cukup drastis. Ini karena adanya kebijakan keharusan sudah divaksinasi ketiga saat akan masuk fasilitas publik. Hingga kemarin ada 56.107.904 orang yang sudah disuntik booster pertama.

 "Kepada pemerintah daerah mohon monitor daerah masing-masing," bebernya.

Dia mengingatkan bahwa kasus Covid-19 belum sepenuhnya hilang. Untuk itu masyarakat harus benar-benar ketat menerapkan protokol kesehatan. Selain itu juga harus memperoleh vaksinasi Covid-19 secara lengkap. "Virus Covid-19 sangat mudah bermutasi. Intesitasnya seriring dengan angka penularan," ujarnya.(lyn/das)

Laporan JPG, Jakarta









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook